Materi Pembelajaran Kelas VII SMP
Penulis : Drs. H. A. Suchaimi, MA
GPAI UPT SMPN 5 Gresik
Kompetensi
Dasar Pengetahuan |
3.2. memahami
QS An-Nisa’ (4): 146, QS Al-Baqoroh (2): 153, QS Ali Imran (3) : 134, serta Hadis terkait
tentang ikhlas, sabar dan pemaaf |
Kompetensi
Dasar Keterampilan |
4.2.1. membaca QS
An-Nisa’ (4): 146, QS Al-Baqoroh (2): 153, QS Ali Imran (3) : 134 dengan tartil 4.2.3.
menyajikan keterkaitan ikhlas, sabar dan pemaaf dengan pesan QS An-Nisa’ (4):
146, QS Al-Baqoroh (2): 153, QS Ali
Imran (3) : 134 |
A. MEMBACA Q.S.AN-NISA’/4:146; AL-BAQARAH/2:153; ALI IMRAN/3:143, DAN HADIS TERKAIT
1.
Membaca Q.S.An-Nisa’/4:146
إِلَّا الَّذِيْنَ تَابُوْا وَ أَصْلَحُوْا وَ اعْتَصَمُوْا بِاللّٰهِ وَ أَخْلَصُوْا دِيْنَهُمْ لِلّٰهِ فَأُولٰـئِكَ مَعَ الْمُؤْمِنِيْنَۖ وَسَوْفَ يُؤْتِ اللّٰهُ الْمُؤْمِنِيْنَ أَجْرًا عَظِيْمًا
2.
Membaca Q.S. al-Baqarah/2: 153
يَآ أَيُّهَا الَّذِيْنَ أٰمَنُوْا اسْتَعِيْنُوْا
بِالصَّبْرِ وَ الصَّلٰــوةِۚ إِنَّ اللّٰهَ
مَعَ الصّٰبِرِيْنَ
3. Membaca Q.S. Ali-Imran/3: 134
الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ فِى السَّرَّآءِ وَ الضَّرَّآءِ وَ الْكٰظِمِيْنَ الْغَيْظَ وَ الْعَافِيْنَ عَنِ النَّاسِۗ وَ اللّٰهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَ (ٰ۱۳۴)
4.
Memahami Ilmu Tajwid Tentang Hukum Bacaan Nun Sukun/Tanwin.
Hukum bacaan Nun Sukun ( نْ ) dan Tanwin
(ـً ـٍ ـٌ ) bertemu dengan huruf Hijaiyah ada 5
macam, yaitu :
1). Izh-har
Halqi;
2). Idghom
Bighunnah;
3). Idghom Bila
Ghunnah;
4). Iqlab,
5). Ikhfa’
1. Izh-har
Halqi
(إِظْهَار حَلْقِي),
yaitu
apabila nun sukun/tanwin bertemu dengan salah satu dari 6 huruf izhar,
yang meliputi:” ء , هـ, ح, خ, ع, غ ” maka bunyi bacaan nun sukun/tanwin
tersebut dibaca jelas
2. Idghom
Bighunnah (إِدْغَامْ بِغُنَّةْ),
yaitu
apabila nun sukun/tanwin bertemu dengan salah satu dari 5 huruf idghom
bighunnah, yang meliputi:” ي, ن, م, و” maka bunyi bacaan nun sukun/tanwin
tersebut hilang dan dilebur kedalam huruf-huruf tersebut disetai dengan
mendengung. .
3. Idghom
Bila Ghunnah (إِدْغَامْ بِلَا غُنَّةْ),
yaitu
apabila nun sukun/tanwin bertemu dengan salah satu dari 2 huruf:”
ل, ر ” maka bunyi bacaan nun sukun/tanwin tersebut
hilang, namun dilebur kedalam huruf-huruf tersebut tanpa disetai mendengung
4. Iqlab
(إِقْلَاب), yaitu apabila nun sukun/tanwin
bertemu dengan salah satu dari huruf:” ب” maka bunyi bacaan nun sukun/tanwin
dibaca beralih menjadi mim mati
5. Ikhfa’ (إخْفَاءْ), yaitu apabila nun sukun/tanwin bertemu dengan salah satu dari 15 huruf ikhfa’ yang meliputi:” ص ذ ث ك ج ش ق س د ط ز ف ت ض ظ” maka bunyi bacaan nun sukun/tanwin tersebut dibaca samar.
B. ARTI DAN ISI KANDUNGAN AYAT AL-QUR’AN TENTANG
IKHLAS, SABAR, DAN PEMAAF
1. Arti Terjemahan Dan Isi Kandungan Q.S.An-Nisa’/4:146 Tentang Ikhlas
* Arti Terjemahan Q.S.An-Nisa’/4:146
أرتيۑا: "كٓڇوالي اوراڠ-٢ ياڠ بٓرتاوبات دان مٓڠاداكان فٓربايكان دان بٓرفٓݤاڠ تٓݤوه ڤادا (اݤاما) الله دان تولوس إخْلاص (مٓڠٓرجاكان) اݤاما مٓرٓكا كارنا الله, ماكا مٓرٓكا ايتو ادالاه بٓرساما-٢ اوراڠ-٢ ياڠ بٓريمان دان كٓلاء الله اكان مٓمبٓريكان كٓفادا اوراڠ-٢ ياڠ بٓريمان ڤاهالا ياڠ بٓسار". (سورة النساء: ۱٤٦)
Kandungan Q.S.An-Nisa’/4:146 menjelaskan tentang keikhlasan
amal seseorang. Ikhlas merupakan syarat mutlak diterimanya amal.
Menurut bahasa, ikhlas artinya murni. Sedang menurut istilah, ikhlas
artinya menjalankan amal ibadah murni hanya karena Allah dan semata mata untuk
mendapat ridho Allah.
Tanda tanda amal ibadah yang ikhlas adalah amal
ibadah yang dikerjakan bukan karena mengharapkan pujian orang, bukan karena
pamer dan tidak membangga banggakan amal tersebut di hadapan manusia, apalagi
di hadapan Allah. Ia merasa masih banyak kekurangan-kekurangannya dalam
menjalankan ibadah itu. Ia merasa bahwa menjalankan ibadah itu adalah karena
pertolongan dan rahmat dari Allah. Tanpa pertolongan Allah ia tidak akan mampu
berbuat apa pun.
Ikhlas adalah ruhnya setiap amal ibadah.
Amal ibadah atau amal perbuatan apa saja yang tidak dilakukan dengan ikhlas,
ibarat tubuh tanpa ruh. Karena itu kita harus melatih diri ikhlas dalam setiap
melakukan amal ibadah. Tanpa latihan kita tidak adak akan terbiasa bersikap
tulus dan ikhlas.
Pada mulanya kita memang belum bisa ikhlas, baik dalam shalat, infaq, berbuat baik kepada sesama, berbakti kepada orang tua dan dalam amal amal yang lain, tetapi kita tidak boleh berhenti beramal, teruskan saja sampai menjadi kebiasaan dan nanti akan muncul dan tumbuh dengan sendirinya ketulusan dan keikhlasan itu berkat pertolongan Allah.
2. Arti Terjemahan Dan Isi Kandungan Q.S.
al-Baqarah/2: 153
أرتيۑا: "واهاي اوراڠ-٢ ياڠ بٓريمان, جاديكانلاه صَبَر دان صَلَاة سٓباݤاي ڤٓنولوڠمو, سٓسوڠݤوهۑا الله بٓسٓرتا اوراڠ-٢ ياڠ صَبَر". (سورة البَقَرَة : ۱٥۳)
*
Isi Kandungan Q.S. al-Baqarah/2: 153
Kandungan Q.S. al-Baqarah/2:153 menjelaskan orang-orang yang
sabar. Kita akan diberi pertolongan oleh Allah SWT kalau kita bersikap sabar
dan tetap menjalankan shalat, bahkan bisa memperbanyak shalat shalat sunnat
Sesungguhnya Allah Swt. beserta
orang-orang yang sabar.
Sabar merupakan pengendali hati untuk selalu Istiqamah dalam
berbuat baik. Sayidina Ali bin Abi Thalib mengatakan
الصَّبْرُ مِنَ الْإِيْمَانِ بِمَنْزِلَةِ الرّأْسِ مِنَ الْجَسَدِ
“Sabar adalah bagian dari iman,sebagaimana kepala bagian dari
tubuh”.
Sabar juga berarti menahan diri untuk tidak melampiaskan nafsu
angkara murka,
mengendalikan lidah untuk tidak berkeluh kesah, dan mengontrol anggota tubuh untuk tidak
bertindak anarki.
Sabar tidak sama dengan pasrah. Kalau sabar, menerima
keadaan/kenyataan dengan tulus sambil berusaha merubah keadaan agar menjadi
lebih baik. Sedangkan pasrah, menyerah terhadap keadaan/kenyataan tanpa usaha.
Macam
macam sabar:
1. Sabar
dalam menjalankan perintah Allah.
Apapun perintah Allah, kita tidak akan bisa menjalankannya kalau
tidak disertai sikap sabar. Sholat, zakat, puasa, haji, menuntut ilmu, berbakti
kepada orang tua, berbuat baik kepada sesama, menjaga kebersihan dan kesehatan,
membela kebenaran, memperjuangkan agama Islam dan lain lain, semuanya
membutuhkan kesabaran.
2. Sabar
dalam menjauhi larangan Allah
Ketika ada keinginan dari nafsu hendak melanggar larangan Allah,
maka ketika itu kita butuh sikap sabar, menahan diri, sehingga pelanggaran itu
tidak akan terjadi. Sebaliknya, jika tidak punya sikap sabar dalam menahan
diri, maka kita akan selalu menuruti nafsu melanggar larangan Allah.
3. Sabar
dalam menghadapi dan mengalami musibah/ujian.
Setiap orang yang beriman pasti diuji oleh Allah, baik ujian yang berupa kesenangan dan kenikmatan, maupun ujian yang berupa kesedihan atau sesuatu yang menyakitkan. Ujian itu diberikan oleh Allah untuk menaikkan tingkat dan derajat iman. Karena itu orang yang beriman mesti tahu makna dan hikmah di balik ujian, ia sadar bahwa ujian itu memang diperlukan, sehingga ia siap menghadapi dan mengikuti ujian itu dengan tulus dan penuh kesabaran.
Cara
melatih diri bersikap sabar:
1. memahami dan menyadari
tentang manfa’at dan pentingnya melaksanakan perintah Allah.
2. memahami dan menyadari tentang manfa’at dan pentingnya menjauhi
larangan Allah.
3. memahami dan menyadari bahwa dalam setiap musibah dan ujian itu
terdapat pelajaran dan hikmah yang sangat berharga.
4. membiasakan diri melaksanakan perintah dan menjauhi larangan
dengan ceria dan enjoy.
5. memperbanyak berdo’a dan mendekatkan diri kepada Allah,
yakinlah bahwa hanya Allah-lah yang dapat memberi sikap sabar pada diri kita.
3. Arti
Terjemahan Dan Isi Kandungan Q.S. Ali-Imran/3: 134
أرتيۑا: "دان بٓرسٓݤٓراهلاه كامو كٓڤادا امڤونان داري توهانمو دان كٓڤادا سورݤا ياڠ لواسۑا سٓلواس لاڠيت دان بومي ياڠ ديسٓدياكان اونتوء اوراڠ-٢ ياڠ بٓرتّقْوَى. (ياإيتو) اوراڠ-٢ ياڠ مٓنافكاهكان (هارتاۑا), بايك ديواقتو لاڤاڠ ماوڤون سٓمڤيت, دان اوراڠ-٢ ياڠ مٓناهان اماراهۑا دان مٓماعافكان (كٓسالاهان) اوراڠ-٢. الله مٓۑوكاي اوراڠ-٢ ياڠ بٓربوات كّباجيكان ". (سورة ألِ عِمْران: ۱٣٣- ۱۳٤)
* Isi Kandungan Q.S.
Ali-Imran/3: 134
Kandungan Q.S. Ali-Imran/3:134 menjelaskan ciri-ciri orang yang
taqwa, yaitu selalu memaafkan orang lain. Dari ayat diatas kita bisa mengambil
pelajaran :
1. Kita
diperintah agar segera memohon ampunan Allah
2. Kita
diperintah segera mengerjakan amal-amal yang dapat mengantarkan kita ke surga
3. Surga
yang yang digambarkan seluas langit dan bumi itu disiapkan buat orang yang
takwa
4. Diantara
tanda tanda orang yang takwa adalah mau berinfaq, mampu menahan marah dan mau
mema’afkan orang lain.
5. Allah
menyukai orang orang yang berbuat kebajikan, yaitu orang yang gemar berinfaq,
yang mampu menahan marah dan yang mau mema’afkan kesalahan orang lain.
Rasulullah saw. menganjurkan kepada kita untuk saling memaafkan dan meminta maaf, sebagaimana sabdanya:
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا, قَالَ رَسُوْلُ اللَّهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: صِلْ مَنْ قَطَعَكَ وَاعْفُ مَنْ ظَلَمَكَ. (رواه
الْبَيْهَقِي)
Orang yang suka memaafkan akan mendapatkan balasan / pahala yang
sangat besar dari sisi Allah. Sebagaimana firman-Nya:
وَجَزَاءُ سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِثْلُهَاۖ فَمِنْ عَفَا وَ
أَصْلَحَ فَأَجْرُهٗ عَلَى اللّٰهِۚ. إِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الظّٰلِمِيْنَ
Artinya:“Dan balasan suatu kejahatan
adalah kejahatan yang serupa, (namun)
siapa saja yang memaafkan dan berbuat baik, maka pahalanya atas
(tanggungan) Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim”. (QS.
43 Asy-Syura 40)
Ayat di atas menjelaskan bahwa kita boleh membalas kejahatan
dengan sepadan, tetapi jika kita mau mema’afkan, maka itu lebih baik. Dan Allah
SWT suka kepada orang yangberbuat kebaikan, sehingga Allah menjanjikan pahala
baginya.
Meneladani
Allah SWT, Maha Pema’af.
Allah memiliki Asma Al-Ghoffar, Al-Ghofur dan Al-‘Afuwwu yang berarti Maha Pengampun, Maha Pema’af. Berapa banyak manusia yang durhaka kepada Allah, berapa banyak manusia yang melanggar larangan Allah dan berapa banyak manusia yang tidak mau melaksanakan perintah Allah, tetapi Allah SWT Maha Pengampun. Jika manusia mau bertobat dan memohon ampun, maka Allah berkenan mengampuninya.
Meneladani
Sifat Pemaa’af Rasulullah SAW.
Rasulullah SAW itu sebagai Uswah Hasanah (teladan yang baik) bagi
kita semua. Kalau Rasulullah SAW memiliki sifat sifat utama seperti pema’af,
maka kita pun wajib mencontoh beliau, sebagai seorang pema’af. Berikut ini
beberapa contoh sifat pema’af Raulullah SAW :
1. Ketika berdakwah, mengajak penduduk Tha’if
beriman kepada Allah, bukan penerimaan yang beliau terima, malah lemparan batu
dan caci maki. Malaikat menawarkan bantuan kepada Nabi untuk menghancurkan
penduduk Tha’if, tatapi Nabi tidak setuju, bahkan beliau berdo’a untuk kebaikan
mereka, “Ya Allah, berikan petunjuk/hidayahMu kepada mereka, sebab mereka
tidak mengerti (kalau aku ini utusanMU)”.
2. Beliau pernah akan dibunuh oleh Suroqoh
karena tertarik pada hadiah 100 unta bagi yang bisa membunuh Nabi SAW. Tetapi
ia gagal. Dan ketika beliau ada kesempatan membalas, beliau tidak membalasnya,
bahkan mema’afkannya.
3. Beliau terluka dan beberapa gigi yang
mulia tanggal pada waktu perang Uhud.
Para sahabat mendesak beliau agar mendo’akan kejelekan dan melaknat mereka
(orang orang kafir). Nabi SAW menjawab, “Aku diutus bukan untuk melaknat,
tetapi diutus sebagai rahmat. Ya Allah... berilah petunjuk kepada kaumku,
sesungguhnya mereka tidak mengerti”.
4. Orang orang kafir Quraisy yang dahulu
begitu kejam menghina dan menyiksa beliau dan para sahabat, pada waktu Futuh
Makkah (Kemedekaan kota Mekkah dari kekuasaan kafir Quraisy)
beliau tidak balas dendan tetapi mema’afkan mereka, sihingga mereka
berbondong bondong masuk agama Islam.
Contoh sifat pema’af Nabi SAW masih banyak sekali dan semuanya sangat berkesan, menunjukkan betapa agung kepribadian dan akhlak beliau. Kita yang mengaku sebagai umat beliau, wajib mencontoh dan menteladani sifat beliau sebagai seorang pema’af.
Hikmah
dan manfaat sifat Pema’af :
1. Memperkuat
hubungan persaudaraan
2. Menghilangkan
beban permusuhan dari dalam hati
3. Menciptakan
suasana kehidupan yang rukun dan damai
4. Diampuni
dosanya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar