Minggu, 02 Agustus 2020

7.2. HIDUP JADI LEBIH DAMAI DENGAN IKHLAS, SABAR, DAN PEMAAF

Materi Pembelajaran Kelas VII  SMP

Penulis : Drs. H. A.  Suchaimi, MA

GPAI UPT SMPN 5 Gresik

Kompetensi Dasar Pengetahuan

3.2. memahami QS An-Nisa’ (4): 146, QS Al-Baqoroh (2): 153,  QS Ali Imran (3) : 134, serta Hadis terkait tentang ikhlas, sabar dan pemaaf

 

Kompetensi Dasar Keterampilan

4.2.1. membaca QS An-Nisa’ (4): 146, QS Al-Baqoroh (2): 153,  QS Ali Imran (3) : 134 dengan tartil

4.2.3. menyajikan keterkaitan ikhlas, sabar dan pemaaf dengan pesan QS An-Nisa’ (4): 146, QS Al-Baqoroh (2): 153,  QS Ali Imran (3) : 134

 

A.   MEMBACA Q.S.AN-NISA’/4:146;  AL-BAQARAH/2:153; ALI IMRAN/3:143, DAN HADIS TERKAIT

 

1. Membaca Q.S.An-Nisa’/4:146

إِلَّا الَّذِيْنَ تَابُوْا وَ أَصْلَحُوْا وَ اعْتَصَمُوْا بِاللّٰهِ وَ أَخْلَصُوْا دِيْنَهُمْ لِلّٰهِ فَأُولٰـئِكَ مَعَ الْمُؤْمِنِيْنَۖ  وَسَوْفَ يُؤْتِ اللّٰهُ الْمُؤْمِنِيْنَ أَجْرًا عَظِيْمًا

2. Membaca Q.S. al-Baqarah/2: 153

يَآ أَيُّهَا الَّذِيْنَ أٰمَنُوْا اسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَ الصَّلٰــوةِۚ  إِنَّ اللّٰهَ مَعَ الصّٰبِرِيْنَ   

3. Membaca Q.S. Ali-Imran/3: 134

الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ فِى السَّرَّآءِ وَ الضَّرَّآءِ وَ الْكٰظِمِيْنَ الْغَيْظَ وَ الْعَافِيْنَ عَنِ النَّاسِۗ وَ اللّٰهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَ (ٰ۱۳۴) 

4. Memahami Ilmu Tajwid Tentang Hukum Bacaan Nun Sukun/Tanwin.

Hukum bacaan Nun Sukun ( نْ ) dan Tanwin (ـً  ـٍ ـٌ   ) bertemu dengan huruf Hijaiyah ada 5 macam, yaitu :

1). Izh-har Halqi;  

2). Idghom Bighunnah;

3). Idghom Bila Ghunnah; 

4). Iqlab,  

5). Ikhfa’

 

1.  Izh-har Halqi (إِظْهَار حَلْقِي), yaitu apabila nun sukun/tanwin bertemu dengan salah satu dari 6 huruf izhar, yang meliputi:” ء , هـ, ح, خ, ع, غ   maka bunyi bacaan nun sukun/tanwin tersebut dibaca jelas

2.  Idghom Bighunnah (إِدْغَامْ بِغُنَّةْ), yaitu apabila nun sukun/tanwin bertemu dengan salah satu dari 5 huruf idghom bighunnah, yang meliputi:” ي, ن, م, و  maka bunyi bacaan nun sukun/tanwin tersebut hilang dan dilebur kedalam huruf-huruf tersebut disetai dengan mendengung. .

3.  Idghom Bila Ghunnah (إِدْغَامْ بِلَا غُنَّةْ), yaitu apabila nun sukun/tanwin bertemu dengan salah satu dari 2 huruf:” ل, ر   maka bunyi bacaan nun sukun/tanwin tersebut hilang, namun dilebur kedalam huruf-huruf tersebut tanpa disetai mendengung

4.  Iqlab (إِقْلَاب), yaitu apabila nun sukun/tanwin bertemu dengan salah satu dari huruf:” ب  maka bunyi bacaan nun sukun/tanwin dibaca beralih menjadi mim mati

5.  Ikhfa’ (إخْفَاءْ), yaitu apabila nun sukun/tanwin bertemu dengan salah satu dari 15 huruf ikhfa’ yang meliputi:” ص  ذ ث ك ج ش ق س د ط ز ف ت ض ظ  maka bunyi bacaan nun sukun/tanwin tersebut dibaca samar. 

 

B.  ARTI DAN ISI KANDUNGAN AYAT AL-QUR’AN TENTANG IKHLAS, SABAR, DAN PEMAAF

 

1. Arti Terjemahan Dan Isi Kandungan  Q.S.An-Nisa’/4:146  Tentang Ikhlas

* Arti Terjemahan Q.S.An-Nisa’/4:146 

أرتيۑا: "كٓڇوالي اوراڠ-٢ ياڠ بٓرتاوبات دان مٓڠاداكان فٓربايكان دان بٓرفٓݤاڠ تٓݤوه ڤادا (اݤاما) الله دان تولوس إخْلاص (مٓڠٓرجاكان) اݤاما مٓرٓكا كارنا الله, ماكا مٓرٓكا ايتو ادالاه بٓرساما-٢ اوراڠ-٢ ياڠ بٓريمان دان كٓلاء الله اكان مٓمبٓريكان كٓفادا اوراڠ-٢ ياڠ بٓريمان ڤاهالا ياڠ بٓسار".  (سورة النساء: ۱٤٦)

 * Isi Kandungan Q.S.An-Nisa’/4:146:

Kandungan Q.S.An-Nisa’/4:146 menjelaskan tentang keikhlasan amal seseorang. Ikhlas merupakan syarat mutlak diterimanya amal.

Menurut bahasa, ikhlas artinya murni. Sedang menurut istilah, ikhlas artinya menjalankan amal ibadah murni hanya karena Allah dan semata mata untuk mendapat ridho Allah.

Tanda tanda amal ibadah yang ikhlas adalah amal ibadah yang dikerjakan bukan karena mengharapkan pujian orang, bukan karena pamer dan tidak membangga banggakan amal tersebut di hadapan manusia, apalagi di hadapan Allah. Ia merasa masih banyak kekurangan-kekurangannya dalam menjalankan ibadah itu. Ia merasa bahwa menjalankan ibadah itu adalah karena pertolongan dan rahmat dari Allah. Tanpa pertolongan Allah ia tidak akan mampu berbuat apa pun.

Ikhlas adalah ruhnya setiap amal ibadah. Amal ibadah atau amal perbuatan apa saja yang tidak dilakukan dengan ikhlas, ibarat tubuh tanpa ruh. Karena itu kita harus melatih diri ikhlas dalam setiap melakukan amal ibadah. Tanpa latihan kita tidak adak akan terbiasa bersikap tulus dan ikhlas.

Pada mulanya kita memang belum bisa ikhlas, baik dalam shalat, infaq, berbuat baik kepada sesama, berbakti kepada orang tua dan dalam amal amal yang lain, tetapi kita tidak boleh berhenti beramal, teruskan saja sampai menjadi kebiasaan dan nanti akan muncul dan tumbuh dengan sendirinya ketulusan dan keikhlasan itu berkat pertolongan Allah. 

2. Arti Terjemahan Dan Isi Kandungan Q.S. al-Baqarah/2: 153

     * Arti Terjemahan Q.S. al-Baqarah/2: 153

أرتيۑا: "واهاي اوراڠ-٢ ياڠ بٓريمان, جاديكانلاه صَبَر دان صَلَاة سٓباݤاي ڤٓنولوڠمو, سٓسوڠݤوهۑا الله بٓسٓرتا اوراڠ-٢ ياڠ  صَبَر".  (سورة البَقَرَة : ۱٥۳) 

* Isi Kandungan Q.S. al-Baqarah/2: 153

Kandungan Q.S. al-Baqarah/2:153 menjelaskan orang-orang yang sabar. Kita akan diberi pertolongan oleh Allah SWT kalau kita bersikap sabar dan tetap menjalankan shalat, bahkan bisa memperbanyak shalat shalat sunnat Sesungguhnya Allah  Swt. beserta orang-orang yang sabar.

Sabar merupakan pengendali hati untuk selalu Istiqamah dalam berbuat baik. Sayidina Ali bin Abi Thalib mengatakan

الصَّبْرُ مِنَ الْإِيْمَانِ بِمَنْزِلَةِ الرّأْسِ مِنَ الْجَسَدِ

“Sabar adalah bagian dari iman,sebagaimana kepala bagian dari tubuh”.

 Sabar bisa diartikan tabah, tahan menderita, ulet, tekun, dan tidak mudah putus asa. Sabar juga bisa berarti menahan, maksudnya adalah menahan diri dari kesusahan yang menimpanya, menahan lisan atau anggota badan dari perkataan dan perbuatan yang tidak baik, serta menahan rasa malas untuk berbuat baik.

Sabar juga berarti menahan diri untuk tidak melampiaskan nafsu angkara murka, mengendalikan lidah untuk tidak berkeluh kesah, dan mengontrol anggota tubuh untuk tidak bertindak anarki.

Sabar tidak sama dengan pasrah. Kalau sabar, menerima keadaan/kenyataan dengan tulus sambil berusaha merubah keadaan agar menjadi lebih baik. Sedangkan pasrah, menyerah terhadap keadaan/kenyataan tanpa usaha. 

Macam macam sabar:

1. Sabar dalam menjalankan perintah Allah.

Apapun perintah Allah, kita tidak akan bisa menjalankannya kalau tidak disertai sikap sabar. Sholat, zakat, puasa, haji, menuntut ilmu, berbakti kepada orang tua, berbuat baik kepada sesama, menjaga kebersihan dan kesehatan, membela kebenaran, memperjuangkan agama Islam dan lain lain, semuanya membutuhkan kesabaran.

2. Sabar dalam menjauhi larangan Allah

Ketika ada keinginan dari nafsu hendak melanggar larangan Allah, maka ketika itu kita butuh sikap sabar, menahan diri, sehingga pelanggaran itu tidak akan terjadi. Sebaliknya, jika tidak punya sikap sabar dalam menahan diri, maka kita akan selalu menuruti nafsu melanggar larangan Allah.

3. Sabar dalam menghadapi dan mengalami musibah/ujian.

Setiap orang yang beriman pasti diuji oleh Allah, baik ujian yang berupa kesenangan dan kenikmatan, maupun ujian yang berupa kesedihan atau sesuatu yang menyakitkan. Ujian itu diberikan oleh Allah untuk menaikkan tingkat dan derajat iman. Karena itu orang yang beriman mesti tahu makna dan hikmah di balik ujian, ia sadar bahwa ujian itu memang diperlukan, sehingga ia siap menghadapi dan mengikuti ujian itu dengan tulus dan penuh kesabaran. 

Cara melatih diri bersikap sabar:

1.   memahami dan menyadari tentang manfa’at dan pentingnya melaksanakan perintah Allah.

2. memahami dan menyadari tentang manfa’at dan pentingnya menjauhi larangan Allah.

3. memahami dan menyadari bahwa dalam setiap musibah dan ujian itu terdapat pelajaran dan hikmah yang sangat berharga.

4. membiasakan diri melaksanakan perintah dan menjauhi larangan dengan ceria dan enjoy.

5. memperbanyak berdo’a dan mendekatkan diri kepada Allah, yakinlah bahwa hanya Allah-lah yang dapat memberi sikap sabar pada diri kita.

 

3. Arti Terjemahan Dan Isi Kandungan Q.S. Ali-Imran/3: 134

 * Arti Terjemahan Q.S. Ali-Imran/3: 134

أرتيۑا: "دان بٓرسٓݤٓراهلاه كامو كٓڤادا امڤونان داري توهانمو دان كٓڤادا سورݤا  ياڠ لواسۑا سٓلواس لاڠيت دان بومي ياڠ ديسٓدياكان اونتوء اوراڠ-٢ ياڠ  بٓرتّقْوَى. (ياإيتو) اوراڠ-٢ ياڠ مٓنافكاهكان (هارتاۑا), بايك ديواقتو لاڤاڠ ماوڤون سٓمڤيت, دان اوراڠ-٢ ياڠ مٓناهان اماراهۑا دان مٓماعافكان (كٓسالاهان) اوراڠ-٢. الله مٓۑوكاي اوراڠ-٢ ياڠ  بٓربوات كّباجيكان ".  (سورة ألِ عِمْران: ۱٣٣- ۱۳٤)

* Isi Kandungan Q.S. Ali-Imran/3: 134

Kandungan Q.S. Ali-Imran/3:134 menjelaskan ciri-ciri orang yang taqwa, yaitu selalu memaafkan orang lain. Dari ayat diatas kita bisa mengambil pelajaran :

1.   Kita diperintah agar segera memohon ampunan Allah

2.   Kita diperintah segera mengerjakan amal-amal yang dapat mengantarkan kita ke surga

3.   Surga yang yang digambarkan seluas langit dan bumi itu disiapkan buat orang yang takwa

4.   Diantara tanda tanda orang yang takwa adalah mau berinfaq, mampu menahan marah dan mau mema’afkan orang lain.

5.   Allah menyukai orang orang yang berbuat kebajikan, yaitu orang yang gemar berinfaq, yang mampu menahan marah dan yang mau mema’afkan kesalahan orang lain.

Rasulullah saw. menganjurkan kepada kita untuk saling memaafkan dan meminta maaf, sebagaimana sabdanya:

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا, قَالَ رَسُوْلُ اللَّهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: صِلْ مَنْ قَطَعَكَ وَاعْفُ مَنْ ظَلَمَكَ.  (رواه الْبَيْهَقِي)

 Artinya:“Dari Aisah dari Anas berkata, Rasulullah saw. bersabda: “Sambunglah tali silaturahmi kepada orang yang telah memutuskanmu dan maafkanlah orang-orang yang mendzalimimu“. (H.R. Baihaqi)

 Pemaaf berarti orang yang rela memberi maaf kepada orang lain. Sikap pemaaf berarti sikap suka memaafkan kesalahan orang lain tanpa sedikit pun ada rasa benci dan keinginan untuk membalasnya. Dalam bahasa Arab sikap pemaaf disebut al-‘afw, yang juga memiliki arti bertambah (berlebih), penghapusan, ampunan, atau anugerah.

Orang yang suka memaafkan akan mendapatkan balasan / pahala yang sangat besar dari sisi Allah. Sebagaimana firman-Nya:

وَجَزَاءُ سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِثْلُهَاۖ فَمِنْ عَفَا وَ أَصْلَحَ فَأَجْرُهٗ عَلَى اللّٰهِۚ. إِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الظّٰلِمِيْنَ ۝

Artinya:“Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, (namun)  siapa saja yang memaafkan dan berbuat baik, maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim”. (QS. 43 Asy-Syura 40)

Ayat di atas menjelaskan bahwa kita boleh membalas kejahatan dengan sepadan, tetapi jika kita mau mema’afkan, maka itu lebih baik. Dan Allah SWT suka kepada orang yangberbuat kebaikan, sehingga Allah menjanjikan pahala baginya. 

Meneladani Allah SWT, Maha Pema’af.

Allah memiliki Asma Al-Ghoffar, Al-Ghofur dan Al-‘Afuwwu yang berarti Maha Pengampun, Maha Pema’af.  Berapa banyak manusia yang durhaka kepada Allah, berapa banyak manusia yang melanggar larangan Allah dan berapa banyak manusia yang tidak mau melaksanakan perintah Allah, tetapi Allah SWT Maha Pengampun. Jika manusia mau bertobat dan memohon ampun, maka Allah berkenan mengampuninya. 

Meneladani Sifat Pemaa’af Rasulullah SAW.

Rasulullah SAW itu sebagai Uswah Hasanah (teladan yang baik) bagi kita semua. Kalau Rasulullah SAW memiliki sifat sifat utama seperti pema’af, maka kita pun wajib mencontoh beliau, sebagai seorang pema’af. Berikut ini beberapa contoh sifat pema’af Raulullah SAW :

1. Ketika berdakwah, mengajak penduduk Tha’if beriman kepada Allah, bukan penerimaan yang beliau terima, malah lemparan batu dan caci maki. Malaikat menawarkan bantuan kepada Nabi untuk menghancurkan penduduk Tha’if, tatapi Nabi tidak setuju, bahkan beliau berdo’a untuk kebaikan mereka, “Ya Allah, berikan petunjuk/hidayahMu kepada mereka, sebab mereka tidak mengerti (kalau aku ini utusanMU)”.

2. Beliau pernah akan dibunuh oleh Suroqoh karena tertarik pada hadiah 100 unta bagi yang bisa membunuh Nabi SAW. Tetapi ia gagal. Dan ketika beliau ada kesempatan membalas, beliau tidak membalasnya, bahkan mema’afkannya.

3. Beliau terluka dan beberapa gigi yang mulia  tanggal pada waktu perang Uhud. Para sahabat mendesak beliau agar mendo’akan kejelekan dan melaknat mereka (orang orang kafir). Nabi SAW menjawab, “Aku diutus bukan untuk melaknat, tetapi diutus sebagai rahmat. Ya Allah... berilah petunjuk kepada kaumku, sesungguhnya mereka tidak mengerti”.

4. Orang orang kafir Quraisy yang dahulu begitu kejam menghina dan menyiksa beliau dan para sahabat, pada waktu Futuh Makkah (Kemedekaan kota Mekkah dari kekuasaan kafir Quraisy)

     beliau tidak balas dendan tetapi mema’afkan mereka, sihingga mereka berbondong bondong masuk agama Islam.

Contoh sifat pema’af Nabi SAW masih banyak sekali dan semuanya sangat berkesan, menunjukkan betapa agung kepribadian dan akhlak beliau. Kita yang mengaku sebagai umat beliau, wajib mencontoh dan menteladani sifat beliau sebagai seorang pema’af. 

Hikmah dan manfaat sifat Pema’af :

1.   Memperkuat hubungan persaudaraan

2.   Menghilangkan beban permusuhan dari dalam hati

3.   Menciptakan suasana kehidupan yang rukun dan damai

4.   Diampuni dosanya

 

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar