Selasa, 28 Juli 2020

9.2. MENYUBURKAN KEBERSAMAAN MELALUI SIKAP TOLERANSI & MENGHARGAI PERBEDAAN

Materi Pembelajaran Kelas IX  SMP

Penulis : Drs. H. A.  Suchaimi, MA

GPAI UPT SMPN 5 Gresik 

Kompetensi Dasar Pengetahuan

3.2. memahami QS Al-Hujurat (49) : 13 tentang toleransi dan menghargai perbedaan dan Hadis terkait.

Kompetensi Dasar Keterampilan

4.2.1. membaca QS Al-Hujurat (49) : 13  dengan tartil

4.2.3. menyajikan keterkaitan toleransi dan menghargai perbedaan dengan pesan QS Al-Hujurat (49) : 13


A. MEMBACA AYAT Q.S. AL-HUJUROT [49] : 13 TENTANG TOLERANSI & MENGHARGAI PERBEDAAN 

يَـآأَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنٰـكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَّ أُنْثَى وَ جَعَلْنٰـكُمْ شُعُوْبًا  وَّقَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوْاۚ  إِنَّ أَكْرَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ أَتْقٰـكُمْ ۚ إِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ ۝ 

 

B.  MEMAHAMI ILMU TAJWID TENTANG TANDA WAQOF DAN WASHOL

Waqof artinya berhenti, yakni menghentikan bacaan sementara, sekedar mengambil nafas karena ada sebab tertentu atau berkaitan dengan makna ayat yang dibaca.

Washol artinya terus (tidak berhenti), yakni bacaan tidak boleh atau tidak baik berhenti karena berkaitan dengan makna ayat yang dibaca.

Dalam mush-haf Al-Qur’an terdapat tanda tanda waqof dan tanda tanda washol sebagai panduan/ rambu bagi para pembaca Al-Qur’an, sehingga tidak membingungkan para pembaca dan penyima’ (pendengar) 

Tanda Waqof

Nama Waqof & artinya

Contoh

م

Lazim,

(Harus berhenti)

... وَمَا هُمْ بِـمُؤْمِنِيْنَ  ۘ

ط

MUTLAQ,

(layak untuk berhenti)

وَ بِالْآخِرَةِ هُمْ يُوْقِنُوْنَ ؕ

ۚ

JAIZ,

(Boleh berhenti)

يُخٰدِعُوْنَ اللّٰهَ وَالَّذِيْنَ أٰمَنُوْا ۚ  وَمَا يَخْدَعُوْنَ ....

قف |

ۗ

AL WAQFU AULA,

(Lebih utama  berhenti)

قَالُوْآ  أَنُؤْمِنُ كَمَآ أٰمَنَ السُّفَهَآءُ ۗ  أَلَآ إِنَّهُمْ ....

ۖ

AL WASHLU  AULA,

(Lebih utama terus)

أُولـٰــئِكَ عَلَٰى هُدًى مِنْ رَّبِّهِمْۖ   وَ أُولـٰــئِكَ هُمُ الْمُفْلَحُوْنَ  ۝

ۙ

‘ADAMUL WAQFI,

(tidak boleh berhenti)

فِيْ قُلُوْبِهِمْ مَرَضٌ ۙ فَزَادَ هُمُ اللّٰهُ مَرَضًا .....

 ¡Ï......¡

 

MU’ANAQOH,

(Boleh berhenti pada salah satu tanda "titik tiga".)

ذَالِكَ الْكِـتٰبُ لَا رَيْبَ  ؞ فِيْهِ ؞  هُدًى لِلْمُتَّقِيْنَ ۝

سكتة / س

SAKTAH

(Berhenti sejenak kira-kira 2harokat dan tanpa nafas, lalu meneruskan bacaan)

قَالُوْا يٰـوَيْلَنَا مَنْۘ بَعَثَنَا مِنْ مَّرْقَدِنَاۜ  هٰـذَا مَا وَعَدَ الرَّحْمٰـنُ

  

C. MENGARTIKAN Q.S. AL-HUJUROT [49] : 13 

1. Arti Terjemahan Q.S. AL-HUJUROT [49] : 13

ارتيپا : "واهاي مانوسيا, سّسوڠݤوهپا كامي تٓلاه مٓنچيڨتاكان كاليان داري سٓئوراڠ لٓلاكي دان سٓئوراڠ ڤٓرٓمڤوان.  كٓموديان كامي جاديكان كاليان بٓرباڠسا٢ دان بٓرسوكو٢ اڮار كاليان ساليڠ مٓڠٓنال. سٓسوڠڮوهۑا ياڠ ڤاليڠ موليا ديأنتارا كاليان دي سيسي الله ادالاه اوراڠ ياڠ ڤاليڠ برتَقْوَا. سّسوڠݤوهپا الله ماها مٓڠٓتاهوي لاڮي ماها تٓليتي ". {سورة الحجرات : ۱۳} 

2. Isi kandungan Q.S. AL-HUJUROT [49] : 13

Asbabun Nuzul Q.S. Al-Hujurat: 13, diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim al-Hakim yang bersumber dari Ibnu Abi Mulaikah, dia mengemukakan: "Ketika Fathu Makkah (penaklukan kota Makkah), Bilal naik ke atas Ka'bah untuk mengumandangkan adzan. Beberapa orang berkata: "Apakah pantas budak hitam ini adzan di atas Ka,bah?", Maka berkatalah yang lainnya: "Sekiraanya Allah membenci orang ini,  pastilah Dia akan menggantikannya". Ayat ini (Q.S. Al-Hujurat: 13)  turun sebagai penegasan bahwa dalam Islam tidak ada diskriminasi, yang paling mulia adalah yang paling bertaqwa.

Q.S. Al-Hujurat ayat 13 ini menegaskan kepada semua manusia pada umumnya, bahwa

1. Seluruh umat manusia dengan berbagai perbedaannya : kebangsaan, kesukuan, ras, agama, karakter, tradisi, budaya, bentuk fisik, warna kulit, dll, adalah berasal dari satu keturunan yang sama, yakni Nabi Adam dan Hawa’.

Berdasarkan asal usul kemanusiaan ini, maka seluruh umat manusia memiliki kedudukan yang sama dan sederajat. Tidak ada yang lebih unggul & mulia dari pada manusia lainnya.

2. Alloh sengaja menciptakan umat manusia secara berbeda-berbeda tersebut adalah agar mereka saling mengenal, saling memahami, saling menghormati, saling bersikap toleran dan menghargai perbedaan tersebut.

3.. Kita tidak boleh membeda-bedakan, mendiskreditkan & melakukan diskriminasi, memperlakukan secara tidak adil, dan sejenisnya terhadap orang lain yang berbeda bangsa, suku, ras, warna kulit, agama, budaya, tradisi dan bentuk fisik lainnya. Sebab di hadapan Alloh, kedudukan manusia adalah setara dan sederajat. Yang menentukan seseorang itu lebih mulia & unggul atas orang lain adalah nilai ketakwaannya kepada Alloh.

إِنَّ  أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ اَتْقَاكُمْ

سٓسوڠڮوهۑا ياڠ ڤاليڠ موليا ديأنتارا كاليان دي سيسي الله ادالاه اوراڠ ياڠ ڤاليڠ بٓرتاقوا

 

D. TOLERANSI & MENGHARGAI PERBEDAAN 

Secara kodrat, manusia terlahir dengan memiliki banyak perbedaan. Terutama di tanah air Indonesia ini terdapat masyarakat yang beraneka ragam (bhineka), mulai dari perbedaan budaya, suku, ras, agama, dan yang lainnya. Tetapi manusia dituntut agar bisa hidup di antara perbedaan itu, karena manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri.

Faktanya tidak semua orang bisa hidup di tengah perbedaan, tidak bisa menerima orang lain yang berbeda dengan dirinya, dan hanya ingin menunjukkan dirinya tanpa menghargai yang lain. Sehingga melahirkan berbagai bentuk konflik di tengah masyarakat. Oleh karena itu, kita harus menjunjung tinggi sikap toleransi dan menghargai perbedaan ketika hidup di tengah-tengah masyakat yang majemuk ini.

Rasulullah saw. berpesan agar kita senantiasa bertoleransi dan menghargai perbedaan, sebagaimana yang disinggung dalam hadis berikut ini:

إِنَّ  اللَّهَ لَا يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَ أَمْوَالِكُم وَ لَكِنَّ  إِنَّمَا يَنْظُرُ إِلَى أَعْمَالِكُمْ وَ قُلُوبِكُمْ  (رواه ابن ماجه) 

Artinya: “Diriwayatkan dari Abu Hurairah yang dimarfu’kan kepada Nabi saw.. Beliau bersabda: “Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada rupa dan harta benda kalian, tetapi Dia hanya memandang kepada amal dan hati kalian.” (H.R. Ibnu Majah) 

Toleransi, dalam Islam, lebih dikenal dengan istilah TASAMUH. Yaitu sikap tenggang rasa, membiarkan, menghargai dan menghormati apa yang dilakukan orang lain.

 

Membiasakan Berperilaku Toleransi dalam Kehidupan Sehari-hari

Memiliki sikap toleransi adalah suatu keharusan dalam Islam, Islam sendiri mengandung pengertian agama yang damai,  selamat dan menyerahkan diri. Islam adalah rohmatal lil ‘alamiin (agama yang menjadi rahmat bagi seluruh alam). Islam selalu menawarkan dialog dan toleransi dalam bentuk saling menghormati, tanpa paksaan dan diskriminasi .

Dalam sejarah Islam, Nabi telah memberikan banyak contoh yang mengajarkan kepada kita pentingnya toleransi. Diantaranya; diceritakan Nabi Muhammad saw memberi makan seorang Yahudi miskin setiap hari dengan terus menghargai keyakinannya dan tanpa memaksakan agama Islam kepadanya. Dalam kisah lain diriwayatkan oleh Imam Bukhori, bahwa suatu ketika ada jenazah orang Yahudi melintas disebelah Nabi saw dan para sahabat, seketika Nabi saw berhenti dan berdiri. Kemudian salah seorang sahabat berkata: kenapa engkau berhenti ya Rasulullah. Padahal itu adalah jenazah orang Yahudi? Nabi bersabda : bukankah dia juga manusia?. Subhanallah!

 

Toleransi dalam kehidupan beragama.

Di Indonesia dikenal adanya 3 bentuk kerukunan yang perlu diwujudkan melalui sikap toleransi dalam kehidupan beragama, yaitu :

1). kerukunan intern umat beragama,

2). kerukunan antar umat beragama, dan

3). kerukunan umat beragama dengan pemerintah.

Untuk mewujudkan Kerukunan antar umat beragama, yaitu antara umat Islam dengan non muslim, maka ruang lingkup Tasamuh /toleransi  nya adalah sebatas pada :

1). Sikap menghormati dan tenggang rasa terhadap keyakinan dan agama yang dianut oleh non muslim.

2). Kita tidak boleh mengganggu proses peribadatan mereka, apalagi memaksa mereka masuk Islam.

3). Kita tidak boleh mengikuti, meniru-niru, membantu, atau ikut serta dalam peribadatan mereka. Termasuk mengucapkan “Selamat” atas hari raya mereka, seperti Selamat Hari Natal, Selamat Hari Waisak, Selamat Hari Paskah,dll. Karena yang demikian ini secara tersirat membenarkan dan mengakui aqidah dan keyakinan mereka. 

Prinsip yang perlu kita pegang dalam kehidupan beragama ini adalah QS Al-Kafirun : 1-6, terutama ayat 6:

قُلْ يَآ أَيُّهَا الْكـٰـفِرُوْنَ  *  لَآ أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُوْنَ * وَ لَآ أَنْتُمْ عٰـبِدُوْنَ مَآ أَعْبُدُ *  وَ لَآ أَنَا عَابِدٌ مَّا عَبَدْتُمْ * وَ لَآ أَنْتُمْ عٰـبِدُوْنَ مَآ أَعْبُدُ * لَكُمْ دِيْنُكُمْ وَ لِيَ دِيْنِ * 

Artinya: "Katakanlah: "Hai orang-orang kafir. Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah, dan kamu pun tidak perlu menyembah Tuhan yang aku sembah.  Aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah,  dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang Aku sembah. Untukmu urusan agamamu, dan untukku urusan agamaku"

 

Toleransi / Tasamuh dalam kehidupan sosial kemasyarakatan.

Dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, sangat dibutuhkan sikap Toleransi/Tasamuh, antara lain dalam bentuk  sikap saling menghormati, saling menolong dan tidak saling mengganggu, tidak melakukan diskriminasi dan tidak membedakan-bedakan suku, ras, agama dan budaya masyarakat.

Alloh berfirman:

وَتَعَاوَنُوْا عَلَى الْبِرِّ وَ التَّقْوَىۖوَلَا تَعَاوَنُوْا عَلَى الإِثْمِ وَ الْعُدْوَانِ

Artinya : ".......dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran .... " (QS Al-Maidah" 2)

Nabi bersabda :

لاَ يُؤْمِنُ اَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ  ِلأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ.

Artinya: "Tidak dikatakan beriman seorang diantara kamu sehingga ia mencintai saudaranya, sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri" (HR Muttafaq 'Alaih).

Melalui sikap toleransi dalam kehidupan sosial kemasyarakatan ini diharapkan akan terwujud suatu kehidupan yang harmonis, aman, tentram dan damai di tengah masyarakat, sekaligus akan tercipta persatuan dan persaudaraan sesama umat manusia

 

Hikmah dan Nilai-nilai positif Toleransi

a. Menjalin ukhuwah (persaudaraan), persatuan dan kesatuan masyarakat

b. Menciptakan keharmonisan dalam kehidupan

c. Menimbulkan sikap saling menghormati antar sesama

d. Menciptakan rasa aman, tentram, tenang dan damai dalam masyarakat

e. Meghilangkan hasud, fitnah, kebencian, dendam dan permusuhan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar