Bahan Ajar dan Latihan Soal PAI Kurikulum 2013
Untuk Siswa Kelas VIII Semester Genap
SMPN 1 Cerme Gresik – Jawa Timur
___________________________________________
Penulis :
Drs. A. SUCHAIMI, M.A.
A. PEMERINTAHAN DAULAH ABBASIYAH
Pemerintahan
Dinasti Bani Abbas atau Khilafah Abbasiyah merupakan
kelanjutan dari pemerintahan sebelumnya, yakni Dinasti Bani Umayyah.
Dinamakan “Khilafah Abbasiyah” karena pendiri dan penguasa dinasti ini
adalah keturunan dari paman Nabi Saw, Abbas bin Abdul Mutholib. Pendiri dari khilafah
Abbasiyah ini adalah Abul Abbas al-Saffah ibn Muhammad ibn
Ali ibn Abdullah ibn al-Abbas (Khalifah ke-1).
Selama
dinasti ini berkuasa, pola pemerintahannya berbeda-beda sesuai dengan perubahan
politik, sosial, dan budaya. Kekuasaannya berlangsung dalam rentang waktu yang
cukup panjang, dari tahun 132 H s.d. 656 H, atau tahun 750 M s.d. 1258 M. Berdasarkan perubahan
pola pemerintahan dan politik itu, para sejarawan biasanya membagi masa
pemerintahan Bani Abbasiyah menjadi lima periode:
a.
Periode Pertama (132 -232 H / 750-847 M), disebut periode pengaruh
Arab dan Persia pertama.
b. Periode Kedua (232- 334 H /847-945
M), disebut periode pengaruh Turki pertama.
c. Periode Ketiga (334- 447 H / 945-1055
M), masa kekuasaan dinasti Buwaihi dalam pemerintahan Khilafah
Abbasiyah. Periode ini disebut juga masa pengaruh Persia kedua.
d. Periode Keempat (447- 590 H / 1055-1194
M), masa kekuasaan dinasti Bani Seljuk dalam pemerintahan
Khilafah Abbasiyah; biasanya disebut juga dengan masa pengaruh Turki kedua
(di bawah kendali) Kesultanan Seljuk Raya (salajiqah al-Kubra/Seljuk Agung).
e. Periode Kelima (590- 656 H / 1194-1258
M), masa khalifah bebas dari pengaruh dinasti lain, tetapi kekuasaannya hanya
efektif di sekitar kota Bagdad dan diakhiri oleh invasi dari bangsa Mongol..
Pada awalnya ibu kota negara adalah al-Hasyimiyah
al-Anbar, dekat Kufah. Kemudian Khalifah al-Mansur (khalifah ke-2)
memindahkannya ke kota yang baru dibangunnya, yakni Baghdad,
dekat bekas ibu kota Persia, tahun 762 M. Di ibu kota yang baru ini al-Mansur
melakukan konsolidasi dan penertiban pemerintahannya, di antaranya dengan
membuat semacam lembaga eksekutif dan yudikatif.
Dinasti bani Abbasiyah yang
didirikan oleh Abul Abbas As-Saffah (750-754 M) dan dibangun oleh Abu Ja’far
al-Manshur (754-775 M) ini mengalami puncak keemasan/kejayaan pada masa 7
khalifah sesudahnya, yaitu : yaitu al-Mahdi (775–785 M), al-Hadi (785-786 M),
Harun al-Rasyid (786-809 M), al-Makmun (813-833 M), al-Mu’tashim (833-842 M),
al-Wasiq (842-847 M), dan al-Mutawakkil (847-861 M). Popularitas Daulah
Abbasiyah mencapai puncaknya di zaman Khalifah Harun ar-Rasyid
(786-809 M) dan puteranya al-Ma’mun (813-833 M).
Harun ar-Rasyid
adalah seorang khalifah yang adil dan
memiliki jiwa sosial yang sangat tinggi. Untuk meningkatkan kesejahteraan dan
layanan kesehatan, dia mendirikan rumah sakit, lembaga pendidikan dokter, dan
farmasi. Pada masa pemerintahannya sudah terdapat paling tidak sekitar 800
orang dokter. Pada masa Harun al-Rasyid ini, kesejahteraan sosial, kesehatan,
pendidikan, ilmu pengetahuan, kebudayaan
dan kesusastraan berada pada zaman keemasannya, sehingga daulat
Abbasiyah menjadi Negara terkuat dan tak tertandingi pada masa itu.
Perhatian pemerintah terhadap
masalah pendidikan dan ilmu pengetahuan berlanjut pada masa Khalifah al-Ma’mun.
Khalifah al-Ma’mun. al-Makmun juga dikenal sebagai khalifah yang
sangat cinta kepada ilmu filsafat. Pada masa pemerintahannya, penerjemahan
buku-buku asing kedalam bahasa arab digalakkan. Untuk keperluan penerjemahan
ini ia mendirikan lembaga pendidikan yang bernama Baitul Hikmah
sebagai pusat penerjemahan sekaligus berfungsi sebagai perguruan tinggi
(universitas) dengan perpustakaan yang besar.
B. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DI MASA ABBASIYAH
1. Dorongan Mencari Ilmu dan Menjadi Ilmuwan
Sejarah
telah mencatat bahwa sebelum bangsa Barat (Eropa) mencapai kemajuan di bidang
Iptek (Ilmu Pengetahuan dan teknologi) seperti sekarang, umat Islam sudah
mendahuluinya selama 6 abad, sejak tahun 611 (zaman Nabi) s/d 1250 Masehi
(zaman Abbasiyah akhir). Masa kejayaan perkembangan Iptek di dunia Islam
terjadi antara tahun 750 s/d 1100 M pada masa kekhalifahan bani Umayyah di
Andalusia – Spanyol (Cordova) dan bani
Abbasiyah di Baghdad (Irak).
Perhatian dan
minat para ulama dan ilmuwan muslim terhadap Iptek sangat besar, karena
dorongan dari ajaran Islam. Pada saat dunia Barat (Eropa) yang dipengaruhi
ajaran Gereja menyatakan anti dan menentang Iptek pada Jaman Pertengahan,
maka Islam justru menyatakan sebaliknya, bahwa Iptek tidak dapat dilepaskan
dari ajaran Islam.
Nabi bersabda,
مَنْ
أَرَادَ الدُّنْيَا فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ وَمَنْ أَرَادَ اْلآخِرَةَ فَعَلَيْهِ
بِالْعِلْمِ وَمَنْ أَرَادَهُمَا فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ. ( رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ
)
Artinya :"Barangsiapa
yang ingin hidup sejahtera di dunia, sarananya adalah ilmu. Siapa yang ingin
hidup bahagia di akhirat, sarananya adalah ilmu. Dan barangsiapa yang
menghendaki keduanya, sarananya adalah ilmu".
Menurut
Islam, sumber ilmu pengetahuan adalah Alloh. Tugas seorang muslim adalah
membuka pintu ilmu, menggali dan mengembangkan ilmu Alloh yang tersebar di alam
semesta ini. Mencari ilmu bagi muslim dan muslimah adalah wajib hukumnya,
sebagaimana sabda Nabi Saw:
طَلَبُ
الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ وَ مُسْلِمَةٍ
Nabi
bersabda lagi :
اُطْلُبُوا
الْعِلْمَ مِنَ الْمَهْدِ اِلَى اللَّحْدِ
Artinya: "Carilah ilmu sejak dari buaian ibu
(lahir) sampai ke liang lahad (mati)".
اُطْلُبُوا
الْعِلْمَ وَ لَوْ بِالصِّيْنِ
Artinya: "Carilah ilmu, sekalipun sampai ke
negeri Cina"
Alloh berfirman,Artinya: " …. Allah akan meninggikan orang-orang
yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa
derajat. .... " (QS Al-Mujadilah [58] : 11)
2. Pertumbuhan Ilmu Pengetahuan pada Masa Bani
Abbasiyah
Pengaruh dari kebudayaan bangsa yang sudah maju, terutama melalui
gerakan terjemahan, membawa kemajuan dibidang ilmu pengetahuan agama. Dinasti
Abbasiyah merupakan salah satu dinasti Islam yang sangat peduli dalam upaya
pengembangan ilmu pengetahuan. Upaya ini mendapat tanggapan yang sangat baik
dari para ilmuwan. Sebab pemerintahan dinasti abbasiyah telah menyiapkan
segalanya untuk kepentingan tersebut. Diantara fasilitas yang diberikan adalah
pembangunan pusat-pusat riset dan terjemah seperti Baitul Hikmah,
majelis munadzarah dan pusat-pusat study lainnya.
Ilmu
pengetahuan pada masa Bani Abbasiyah tumbuh dan berkembang dengan suburnya
disebabkan oleh dua faktor :
1). Terjadinya
asimilasi budaya antara bangsa Arab dan bangsa-bangsa lain seperti
Persia, Yunani, India, yang sudah maju Iptek-nya. Di masa ini banyak bangsa non
Arab yang masuk Islam dan sangat besar sahamnya dalam perkembangan Iptek.
Bangsa Persia berjasa dalam ilmu pemerintahan, filsafat dan sastra. Pengaruh
bangsa India terlihat pada ilmu kedokteran, matematika dan astronomi. Pengaruh
Yunani masuk melalui terjemahan-terjemahan berbagai bidang ilmu, terutama
filsafat.
2). Gerakan
penterjemahan berjalan melalui 3 fase:
Fase pertama pada masa Al-Manshur
sampai Harun Al-Rasyid, penterjemahan terfokus pada ilmu astronomi dan
logika (mantiq).
Fase kedua pada masa Al-Makmun hingga
tahun 300 H, terfokus pada ilmu kedokteran dan filsafat. Dan
Fase ketiga setelah tahun 300 H, bidang ilmu
yang diterjemahkan semakin luas.
3. Perkembangan Bidang Ilmu Naqli :
1).
Ilmu Hadis
Diantara
tokoh yang terkenal di bidang ini adalah:
a. Imam Bukhari (810-870
M). Nama : Abu Abdullah Muhammad
bin Ismail bin Ibrahim bin al-Mughirah bin Bardzibah al-Bukhari. Karyanya :
kitab “al-Jami’ al-Shahih al-Bukhari”, “at-Tarikh as-Sagir”, “at-Tarikh
al-Ausat”, “Tafsir al-Musnad al-Kabir”, dll.
b. Imam Muslim (817
– 875 M). Nama : Abu al-Husain Muslim
bin al-Hajjaj al-Qusyairi an-Nisaburi. Dalam rawi hadits, Imam Bukhari dan Imam
Muslim sering disebut Syaikhoni (Dua Syekh). Karyanya : kitab “al-Jami’
al-shahih al-muslim”. Para ulama’ menempatkan kitab Sahih Muslim
pada peringkat kedua sesudah Sahih Bukhari.
c. Ibnu Majah (823-887 M).
Nama : Abu Abdillah Muhammad bin Yazid ar-Raba’I al-Qazwani. Karyanya: kitab “Sunan
Ibnu Majah”.
d. Abu Daud (817-888 M).
Nama : Abu Dawud Sulaiman bin al-asy’as bin Ishaq bin Basyir bin Syidad bin Amr
bin Amran al-Azdi as-Sijistani. Karyanya: kitab “Sunan Abu Dawud”.
e. At-Tirmidzi
(209-279 H). Nama : Abu Isa Muhammad bin Isa bin
Saurah bin Musa bin Da Dahlat as-Sulami al-Bugi. Dalam bidang hadits,
at_Tirmizi adalah murid Imam Bukhari. Pendapat Imam Bukhari tentang nilai
hadits sering ditampilkan dalam karyanya, “Sunan at-Tirmizi”.
f. An-Nasa’i (830-915
M). Nama : Ahmad bin Syu’aib bin Ali bin Bahr bin sinan.
An-Nasa’I menulis beberapa kitab : as-Sunan al-Kubra, as-Sunan al-Mujtaba’,
Kitab Tamyiz, Kitab ad-Du’afa’, Khasa’is Amirul Mu’minin Ali bin Abi thalib,
Musnad Ali, dan Musnad Malik.
2). Ilmu Tafsir
Dalam
bidang tafsir, sejak awal sudah dikenal dua metode penafsiran: Pertama, tafsir
bil-ma’tsur yaitu, interpretasi tradisional dengan mengambil interpretasi
dari hadis Nabi SAW dan para sahabatnya. Mufassir masyhur golongan ini antara lain
a. Ibn Jarir at-Thabary dengan tafsirnya sebanyak 30 juz
b. Ibn Athiyah al-Andalusy (Abu Muhammad
bin Athiyah)
c. al-Sud’a Muqatil bin Sulaiman yang
mendasarkan penafsirannya pada Ibn Abbas, Ibn Mas’ud, dan para sahabat lainnya.
Kedua,
tafsir bil-ra’yi yaitu metode rasional yang lebih banyak bertumpu kepada
pendapat dan pikiran dari pada hadis dan pendapat sahabat. Mufassir
golongan ini antara lain :
a. Abu Bakar Asma (mu’tazilah),
b. Abu Muslim Muhammad bin Nashr al-Isfahany
(mu’tazilah) dengan kitab tafsirnya 14 jilid.
3). Ilmu Fiqih
Dalam
bidang fiqih, para fuqaha’ yang ada pada masa Bani Abbasiyah mampu menyusun
kitab-kitab fiqih terkenal hingga saat ini. Ada 4 fuqoha’ yang terkenal dengan
sebutan “Imam mazhab empat”
a. Imam Abu
Hanifah (700-767 M). Nama : Nukman bin Tsabit, dikenal sebagai pembangun
madzhab Hanafi. Pendapat-pendapat
hukumnya dipengaruhi oleh perkembangan yang terjadi di Kuffah, karena itu
mazhab ini lebih banyak menggunakan pemikiran rasional dari pada hadis. Karyanya:
kitab “Musnad al-Imam al-A’dzam” atau fiqih al-akbar. Muridnya
dan sekaligus pelanjutnya, Abu Yusuf, menjadi Qodhi Al-Qudhal di zaman
Harun Al-Rasyid.
b. Imam Malik (713-795 M). Nama:
Anas bin Malik, terkenal sebagai ahli hadis dan pembangun Madzhab
Maliki. Dia lebih cenderung menggunakan dalil naqli (nash Qur'an dan
hadis) dan tradisi masyarakat Madinah daripada dalil aqli (rasional). Karyanya : yang terbesar berjudul Al-Muwattha',
yang berisi kumpulan Hadis Nabi.
Perkembangan
madzhabnya tersebar di negara Tunisia, Libiya, Mesir, Spanyol dan daerah Afrika
lainnya.
c. Imam
Syafi’i (767-820 M). Nama
: Muhammad bin Idris Asy-Syafi'iy, terkenal sebagai pembangun Madzhab
Syafi'iy. Corak pemikiran Madzhabnya : berusaha memadukan antara madzhab
Hanafi yang rasionalis dan Maliki yang ortodoks (salafi).
Dari pengetahuannya
yang mendalam di berbagai disiplin ilmu agama, dan penguasaannya terhadap ilmu
Mantik (Logika / silogisme Aristoteles), ia melahirkan pemikiran fiqih yang
logis dan sistimatis, serta menemukan ilmu Ushul fiqih.
Karyanya: (1)
kitab Al-Umm (berisi kumpulan hasil pemikiran ijtihadnya di
bidang hukum Islam) dan kitab; (2) Musnad
Imam Syafi'iy (berisi kumpulan hadis Nabi); (3). Ar-Risalah”
(berisi kaidah-kaidah ilmu ushul fiqih secara lengkap).
Perkembangan
madzhab Syafi'iy tersebar di negara Mesir, Irak, Pakistan, Asia Tenggara
(Indonesia, Malaisia, Thailan dan sekitar).
d. Imam Ahmad
ibn Hambal (780-855 M). Nama : Ahmad bin Hanbal. Lahir di Baghdad. Ia terbilang
murid Imam Syafi'iy, dan pembangun Madzhab Hanbali. Karya tulis
terbesarnya berjudul : ”Al-Musnad” yang berisi kumpulan hadis Nabi, dan kitab ”An-Nasikh
wal Mansukh”.
4).
Ilmu Akhlak dan Tasawuf
Kecenderungan pemikiran yang bersifat filosofi menimbulkan gejolak
pemikiran diantara umat islam, sehingga banyak diantara para pemikir muslim
mencoba mencari bentuk gerakan lain seperti tasawuf. Ilmu tasawuf adalah ilmu
hakekat yang pada intinya mengajarkan penyerahan diri kepada Allah,
meninggalkan kesenangan dunia dan hidup menyendiri untuk beribadah kepada
Allah.
Para Ulama’ ahli ilmu akhlak :
a. Imam
Mawardi (975-1058 M).Karya
tulisnya antara lain berjudul : Al-Ahkamus Sulthaniyyah (berisi
politik / tatanegara). Di bidang Akhlak, ia menulis buku yang terkenal
sampai saat ini berjudul: Adabud-Dunya
wad-Din.
b. Imam Ghazali
(1058-1111 M). Ia lahir di Thus (Iran) dengan nama lengkap Abu Hamid
Muhamad bin Muhammad at-Tusi asy-Syafi'iy al-Ghazali. Ia seorang
multidisipliner, dan seorang
penulis yang sangat produktif dan berkualitas. Jumlah karangannya lebih dari
100 judul. Buku yang sangat terkenal di seluruh dunia dan menjadi puncak karya
intelektualnya berjudul : Ihya' 'Ulumiddin (Menghidup-hidupkan
ilmu agama), yang berisi pandangannya tentang ilmu tauhid, syariat, akhlak
dan tasawwuf. Di Indonesia, buku ini
menjadi kajian para kiyai, sarjana, dan santri senior di setiap pondok
pesantren.
c. Imam Ibnu Miskawaih
(932-1030 M). Ia seorang filsuf
muslim yang ahli di bidang ethika. Bukunya berjudul : Tadzhibul Akhlaq wa
Tat-hirul A'raq (Pendidikan akhlak dan pencucian jiwa).
Dia juga ahli
filsafat Aristoteles. Karena keahliannya di bidang filsafat, ia mendapat
julukan "Al-Mu'allimus Tsalits" (guru ketiga). Guru
pertamanya adalah Aristoteles, sedang Guru keduanya adalah Al-Farabi.
Para ulama Tasawuf (sufi) antara lain :
a. Al
Qusyairi. Nama : Abu Qasim
Abdul Karim bin Hawazin al Qusyairi. Kitab tasawuf yang terkenal ”Ar
Risalatul Qusyairi”.
b.
Syahabuddin Suhrawardy (wafat 632 M). Kitab tasawufnya ”Awaritul Ma’arif”.
c. Imam
Ghazali. Bukunya yang sangat terkenal di bidang ilmu akhlak
tasawuf: Ihya’ Ulumddin.
d. Dzun-Nun Al-Mishri
(190-245 M). Lahir dan wafat di
Mesir. Dzunnun al-Mishri dikenal sebagai
orang pertama yang mengenalkan maqamat dalam dunia sufi.
e. Sirri al-Saqathi
(wafat 253 H). Dia mengenalkan
uzlah-uzlah yang sebelumnya hanya dikenal sebagai tindakan menyendiri secara
personal, dikembangkan oleh al-Saqathi menjadi “uzlah kolektif”, uzlah yang
ditujukan untuk menghindari kehidupan duniawi yang melenakan.
f. Abu
Yazid al-Bustami (wafat di Bistam Iran tahun 873 M). Nama:
Abu Yazid (Bayazid) Taifur bin Isa bin Surusyan.
Seorang sufi Persia yang mengenalkan konsep ittihad atau
penyatuan asketis
dengan Tuhan, melalui beberapa proses : mulai fana’ dalam yang dicinta
(Allah), bersatu dengan yang dicinta, dan kekal bersamaNya.
g. Al-Junaid
al-Baghdadi (909 M). Dia mencoba
mengkompromikan tasawuf dengan syariat, hal ini ia lakukan setelah melihat
banyaknya pro-kontra antara sufi dan ahlu al-hadis di masanya Lagi pula
al-Junaid juga mempunyai basic sebagai seorang ahli hadis dan fiqh.
h. Al-Hallaj,
(858-922 M). Nama : Husein bin Mansur al-Hallaj.Dia murid Al-Junaid al-Baghdadi yang lebih berani dan
radikal dengan konsep Hulul yaitu konsep wahdatul wujud dalam
versi lain, yang berangkat dari dua sifat yang dipunyai manusia yaitu nasut
dan lahut.
5).
Ilmu Kalam (Teologi Islam)
a. Abu Hasan Al-Asy'ari (872-913
M). Ia pembangun paham Ahlussunnah wal jamaah di bidang ilmu
kalam. Ia terkenal dengan rumusannya bahwa sifat wajib bagi Alloh ada 13 sifat,
mulai dari wujud, qidam baqo', sampai kalam.
Karya-karya tulisnya yang
dijadikan rujukan para ulama ilmu kalam sampai sekarang,
diantaranya berjudul : a). Maqolatul Islamiyyin (pendapat
golongan Islam); b) Al-Ibanah 'an
Ushuliddiniyyah (penjelasan tentang dasar-dasar agama); c) Al-Luma' (sorotan) yang
berisi penjelasan tentang ketuhanan, dosa besar dan persoalan ’aqidah.
b. Abu Manshur Al-Maturidi (875-944 M). Seperti halnya Al-Asy'ari, Ia pembangun
paham Ahlussunnah wal jamaah bidang ilmu kalam. Dalam membahas
sifat-sifat Alloh, ia merumuskan bahwa sifat Allah berjumlah 20 sifat yang
dikelompokkan menjadi 4 sifat, yaitu sifat nafsiyyah, salbiyah, ma'aniy
dan ma'nawiyah.
4. Perkembangan
Ilmu Aqli :
1).
Filsafat (Philosophia)
Filsafat
adalah induk Ilmu pengetahuan. Dari Filsafat berkembang ilmu-ilmu lain yang
sangat dibutuhkan oleh manusia. Melihat fungsi Filsafat bagi umat Islam, maka
para cendekiawan muslim di samping memahami Filsafat, mereka juga ulama yang
sangat disegani kedalaman ilmunya di berbagai bidang, misalnya Imam Al Gazali,
Ibnu Rusyd, Ibnu Thufail, dan di antara mereka ada yang sangat menguasi
ilmu-ilmu umum, misalnya kedokteran (Ibnu Sina) dll.
Para
Filosof yang ilmu dan pemikirannya sampai kepada kita sampai saat ini antara
lain:
a. Abu
Ishak Al Kindi (194 – 260 H / 809 – 873 M). Ia
seorang Filosof Arab pertama. Selain itu, dia juga seorang dokter Islam yang
terkenal. Ia ahli dalam pengobatan Mata sebagaimana dalam buku “Optics” (Ilmu
mata) yang menjadi referensi pemikiran Roger Bacon.
b. Abu
Nasr Al Farabi (wafat 916 M dalam usia 80 tahun).
Dia seorang Filosof Islam yang paling faham terhadap pemikiran Aristoteles.
Orang Eropa menyebutnya dengan Al-Pharabius. Di bidang Seni
Musik, dia menciptakan alat music “piano” (Al-Qonun)
c. Ibnu
Sina atau Avicena (980 – 1037 M). Selain seorang
“Dokter”, dia juga ahli filsafat dan menguasai ilmu
agama seperti tafsir, fiqih, perbandingan agama, Tasawuf. dan filsafat. Di
bidang filsafat, karyanya yang berjudul Asy-Syifa' menguraikan
pemikiran filsafatnya yang terpenting dan terbesar, lalu diringkas dalam
bukunya : An-Najat.
d. Al-Gazali (1058 – 1101
M). Di bidang filsafat ketuhanan (Teologi), Imam Ghazali diakui para
sarjana Barat modern dan sarjana Islam sebagai pemikir ulung dan paling
orisinal sepanjang sejarah, disebabkan usahanya mengkritik
habis-habisan pemikiran ketuhanan (teologi) yang didasarkan pada filsafat
Yunani, yang menurutnya dapat menyesatkan aqidah umat Islam. Maka lahirlah
bukunya yang berjudul "Tahafutul Falasifah" (Kerancuan
pemikiran para filosof), dengan tujuan untuk membentengi umat Islam dari bahaya
berfikir bebas (liberal) secara berlebihan yang mengakibatkan mereka
meninggalkan ibadah. Atas perannya ini ia dijuluki dengan "Hujjatul
Islam" (Argumentasi Islam).
Buku
karangannya lainnya di bidang filsafat antara lain : Al Munqidz minadh
Dhalal, Maqosidul Falasifah. Dll.
e.
Ibnu Rusyd atau Averoes (1126 – 1198 M).
Selain ahli kedokteran, dia juga ahli filsafat, pengikut
Aristoteles yang sangat berpengaruh. Demikian besar pengaruhnya di Eropa, maka
di Eropa timbul gerakan Averroeisme yang menuntut kebebasan
berfikir dan memprotes kekuasaan gereja yang memonopoli pemikiran keagamaan.
Tentu saja gerakan mereka ditolak oleh pihak gereja. Berawal dari gerakan
Averroeisme inilah kemudian lahir reformasi di Eropa pada abad ke-16
M dan rasionalisme pada abad 17 M, yang sangat berpengaruh mendorong
lahirnya Agama Kristen Protestan, yang memisahkan diri dari Agama Kristen Katolik.
Bukunya
di bidang filsafat antara lain : Mabadiul Falasifah, Thahafutut
Thahafut, dll.
2). Ilmu
Kedokteran
Ilmu kedokteran merupakan salah satu
ilmu yang mengalami perkembangan yang sangat pesat pada masa Bani Abbasiyah.
Pada masa itu telan didirikan apotek pertama di dunia, dan juga telah didirikan
sekolah farmasi. Diantara para cendekiawan kedokteran :
a. Ibnu Sina (980 – 1037 M). Sarjana
Barat menyebutnya Aviecena. Ia terkenal Ahli kedokteran. Dia
dinobatkan sebagai Father of Doctors (Bapak kedokteran). Karya
tulisnya yang terkenal Al-Qonun fith-Thibb (Dasar-dasar ilmu
kedokteran), berisi ensiklopedi ilmu kedokteran.
Kata DR
Robinson, buku ini sangat berpengaruh dan dijadikan literatur wajib pada
fakultas Kedokteran di berbagai Universitas di Asia dan Eropa selama 6 abad.
Dan selama dinasti Han di Cina, buku ini menjadi standar karya-karya
medis Cina. Buku ini diterjemahkan ke berbagai bahasa, antara lain kedalam
bahasa inggris dengan judul Canon of Medicine.
b. Ar-Razi (865 – 925). Nama lengkapnya, Muhammad
bin Zakaria Ar-Razi. Sarjana Barat menyebutnya Razhes. Ia
ahli di bidang Kedokteran. Bukunya berjumlah + 166 judul. Dalam bidang
kedokteran saja ada 56 judul buku. Buku terkenalnya berjudul Al-Hawi
(inti sari ilmu Kedokteran Yunani,
Syiria dan Arab, terdiri dari 20 jilid besar) yang berisi ensiklopedi
informasi kedokteran, yang menjadi buku induk kedokteran modern.
Ar-Razy adalah
tokoh pertama yang membedakan antara penyakit cacar dengan kolera, dalam
bukunya Small-pax and
Measless (Ilmu Campak dan Kolera)..
Ar-Razy juga ahli Filsafat dan Kimia. Di bidang
ilmu Kimia, dia menulis buku Al Kimiya
(berisi tentang pembagian benda-benda kimia dan nama-nama zat Kimia).
c. Ibnu Rusyd
(1126 - 1198 M). Nama lengkap : Abu Wahid Muhammad bin
Ahmad Ibnu Rusyd. Sarjana Barat menyebutnya Averros. Ia dikenal sebagai Perintis Ilmu
Kedokteran umum dan Histologi (Ilmu jaringan tubuh). Juga berjasa
dalam bidang penelitian pembuluh darah dan penyakit cacar. Karya tulis dalam
bidang ini berjudul Al-Kulliyyat fit-Thibb (Aturan-aturan umum
ilmu kedokteran) yang terdiri atas 16 jilid besar.
Selain dokter, Ibnu Rusyd juga ahli filsafat
dan ahli Agama (Fiqih) dengan bukunya yang berjudul Bidayatul Mujtahid wa
Nihayatul Muqtasid, berisi kajian hukum fiqih madzhab Maliki yang
tersusun secara sistimatis.
d. Abu Nasr Al Farabi. Selain seorang filosof,
dia juga seorang dokter muslim. Karyanya yang terkenal
dalam bidang kedokteran adalah Kunci Ilmu (Key
of Sciences) 976 yang ditulis ulang oleh Muhammad al Khawarizmi dan buku
Fihrist al Ulum (Indec of Sciences)
988, yang ditulis ulang oleh Ibnu Nadim.
3). Ilmu Alam (Kimia, Fisika,
Biologi)
Ilmu kimia juga termasuk salah satu
ilmu pengetahuan yang dikembangkan oleh kaum muslimin. Dalam bidang ini mereka
memperkenalkan eksperimen obyektif. Diantara tokoh kimia yaitu: Jabir bin
Hayyan.
a. Jabir Ibnu Hayyan
(778 M). Selain seorang dokter pertama dunia Islam, dia terkenal
sebagai Bapak Ilmu Kimia dalam Islam. Ia
berpendapat bahwa logam seperti timah, besi dan tembaga dapat diubah menjadi
emas atau perak dengan mencampurkan suatu zat tertentu. Bukunya yang terkenal : “Book of the Composition al Chemy”
(1144) dan “Book of Seventy” (1187).
b. Al-Ashaamiy. Ahli Biologi,
Botani. Bukunya : Kitabun Nabati wasy-Syujjar membahas tentang
tumbuh-tumbuhan dan pepohonan
c. Ibnu Haitam
(965 – 1039). Nama lengkapnya : Abu Ali Hasan bin Haithami. Di Barat
dikenal dengan nama Avenetan, nama lainnya adalah Alhazen.
Selain seorang dokter istana, ia juga ahli fisika dan matematika. Buku
terkenalnya berjudul Al-Manazhir menjelaskan ilmu optik. Ia melakukan
percobaan dan menguji pembiasan sinar melalui medium udara dan air dengan
mempergunakan ruas-ruas bundar seperti gelas kaca yang penuh air, sampai pada
penemuan teoritis tentang lensa kaca pembesar. Teorinya ini digunakan selama 6
abad sebelum ditemukan hukum sinus ciptaan Descartes.Teorinya
tentang optik mempengaruhi teori sarjana Barat seperti Issac Newton, John
Kepler, Roger Bacon.
d. Al-Jahiz (775 - 868 M). Ahli
biologi dan zoologi. Bukunya berjudul Al-Hayawan (hewan-hewan).
e. Ibnu Baitar
(wafat 1248 M). Ahli Biologi, Botani, & farmasi. Di Barat dikenal
dengan nama "Aben Bethar". Ia mengembangkannya kedalam
obat-obatan (farmasi). Bukunya Al-Jami' al-Mufrodat al-'Adawiyah wal
Aghziyah membahas koleksi obat-obatan sederhana yang diramu dari
berbagai jenis hewan dan tumbuh-tumbuhan.
4). Ilmu Matematika &
Astronomi
a.
Al-Khawarizmi (780 – 850 M). Ahli Matematika. Nama lengkap : Muhammad bin Musa
al-Khawarizmi. Sarjana Barat menyebutnya Algorisme. Ia
memperkenalkan angka arab (numeral arabic : 1,2,3,4,5,6,7,8,9) penemu
angka ”0” (nol) dan Penemu ilmu Aljabar.
Kata Aljabar diambil
dari judul bukunya: Al-Jabru wal Muqobalah. Buku ini dipakai
sebagai literatur wajib di beberapa Universitas Eropa sampai abad 16, sehingga
ia mempengaruhi teori ilmuwan Omar Khayam, Leonardo de Pisa, dll.
b. Omar Khayam
(1038 – 1123 M). Ia bintangnya matematika pada abad pertengahan, yang
mengembangkan rumus-rumus matematikanya Al-Khawarizmi. Dia penemu persamaan kubik dan persamaan derajat.
c. Al-Fazari. Dia seorang
astronom Islam pertama yang menciptakan Astrolabe.
Karyanya antara lain berjudul Kitab al-Zij (tabel), Al-'Amal
bil Asturlab, Al-Qasidah fi 'Ulumin Nujum.
d.
Al-Farghani. Nama lengkapnya
Ahmad bin Muhammad al-Farghani. Di Barat terkenal dengan nama Alfarganus.
Ia seorang astronom terkemuka di masanya dan terkenal di Barat pada abad
pertengahan. Ia menulis buku ringkasan ilmu astronomi berjudul Harakat
al-Samawiyah wa Jawami'ul-'ilmin Nujum. Ia menetapkan diameter bumi
sepanjang 6500 mil dan menemukan jarak yang paling jauh, serta menemukan
diameter planet-planet.
e. Abu Raihan
al-Biruni (973 – 1048 M). Dia seorang ahli astronomi, astrologi, matematika dan dan
fisika. Karyanya + 180 judul, diantaranya berjudul At-Tafhim
li-awa-ili shina'atit Tanjim, yang menjelaskan fenomena alam seperti sinar
zodiac dan air pasang di musim bunga dalam kaitannya dengan tekanan
hidrostatika.
f. Al-Battani
(858 – 929 M). Nama lengkapnya : Abu Abdillah Muhammad ibn Jabir
al-Battani. Di Barat dikenal dengan nama Albetegni. Dia ahli
matematika dan astronomi. Dia menciptakan istilah perhitungan Trigonometri
dengan unsur-unsur, seperti Sin (Jaib), Tangen dan Contangen
Karya tulis terbesarnya : Ma'rifat Matallil Buruj fima baina Arab
al-Falak, tentang astronomi yang dilengkapi dengan tabel-tabel. Ia
berhasil menentukan garis lengkung atau kemiringan ekliptik (orbit dimana
matahari kelihatannya bergerak), panjangnya tahun tropis, lamanya musim, serta
tepatnya orbit matahari dan orbit utama planet-planet.
g. Nasiruddin
Ath-Thusi (1274). Ia dikenal sebagai seorang astronom dengan bakat
yang luar biasa. Dalam hidupnya, ia menulis sebanyak 16 buah buku astronomi dan
14 buku Matematika. Yang paling istimewa adalah buku Quadri Lateral
yang menjadi dasar trigonometry, plenometry dan sperical. Khusus
dalam bidang Ilmu perbintangan, ia membuat Observatorium Maragha (di
Asia kecil), membuat jadwal baru yang disebut dengan “Ilkhanian”, dan
membuat cincin pengukur gerhana Matahari dan Bulan serta Katulistiwa.
h.
Abu Ma’syar al- Falaky. Bukunya: “Isbatul Ulum” dan “Haiatul Falak”
5). Ilmu
Bahasa dan Sastra
Ilmu-ilmu bahasa yang berkembang pada masa Dinasti Abbasiyah
adalah ilmu nahwu, ilmu sharaf, ilmu bayan, ilmu badi’, dan arudl. Bahasa Arab
dijadikan sebagai bahasa ilmu pengetahuan, disamping sebagai alat komunikasi
antar bangsa.
Diantara para ahli ilmu bahasa adalah:
a. Imam Sibawaih (w. 183 H), ahli nahwu.
b. Al-Kisa’i
c. Abu Zakaria Al-Farra (w. 208 H).
Pada masa ini lahir pujangga dan penyair yang sangat besar
yang berpusat di kota Bagdad. Abu Nuwas atau Abu Nawas adalah salah seorang
penyair terkenal dengan karya cerita humornya
Karya sastra yang sampai sekarang menjadi legenda adalah Alfu Lailah Wa Lailah (the Arabian Night), adalah buku cerita Seribu Satu Malam yang sangat
terkenal dan diterjemahkan ke dalam hampir seluruh bahasa dunia,
ditulis oleh An-Nasyasi. .
6)
Geografi dan Sejarah
Dalam bidang
geografi, umat Islam
sangat maju karena sejak semula bangsa Arab merupakan bangsa pedagang yang
biasa menempuh jarak jauh untuk berniaga. Di antara wilayah pengembaraan umat
adalah umat Islam mengembara ke Cina dan Indonesia pada masa-masa awal
kemunculan Islam. Di antara tokoh ahli geografi yang terkenal adalah :
a. Abul Hasan Al-Mas’udi (w. 345 H/956
M), seorang penjelajah yang mengadakan perjalanan sampai Persia, India,
Srilanka, Cina, dan penulis buku “Muruj Az-Zahab wa Ma’adin Al-Jawahir”.
b. Ibnu Khurdazabah (820-913 M) berasal dari Persia yang dianggap sebagai
ahli geografi Islam tertua. Diantara karyanya adalah “Masalik wa Al-Mamalik”, tentang
data-data penting mengenai sistem pemerintahan dan peraturan keuangan.
c. Ahmad El-Ya’kubi, penjelajah yang pernah mengadakan perjalanan sampai ke
Armenia, Iran, India, Mesir, Maghribi, dan menulis buku “Al-Buldan”.
d. Abu Muhammad Al-Hasan Al-Hamdani (w. 334 H/946 M), karyanya berjudul “Sifatu Jazirah Al-Arab”.
Di bidang ilmu sejarah, banyak muncul tokoh-tokoh sejarah, diantaranya:
Ahmad bin
Ya’kubi (w. 895 M)
karyanya adalah “Al-Buldan” (negeri-negeri) dan “At-Tarikh” (sejarah).
C.
TUGAS MANDIRI SISWA
....... Æìsùöt ª!$#
tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä
öNä3ZÏB
tûïÏ%©!$#ur (#qè?ré& zOù=Ïèø9$#
;M»y_uy 1.
Kandungan ayat di atas sebagai berikut ...
a.
memotivasi kaum muslimin agar beriman dan berilmu pengetahuan
b.
memerintahkan kaum muslimin agar teguh keimanannya
c.
melarang kaum muslimin berbuat maksiat dan jahat
d.
memerintahkan agar meningkatkan ibadah dan amal sholehnya
02. Perkembangan ilmu pengetahuan mengalami
perkembangan yang pesat terutama pada masa Daulat Bani Abbas. Terbukti pada
masa pemerintahan Kholifah Al-makmun putera kholifah Harun Al-Rasyid mendirikan
perpustakaan yang bernama Baitul Hikmah yang merupakan perpustakaan terbesar
sedunia kala itu. Bahkan menggaji penterjemah beragama Nashroni untuk
menterjemah pengetahuan berbahasa Yunani. Dari ilustrasi perkembangan ilmu
pengetahuan Daulat Abbasiyah tersebut di
atas yang patut diteladani pada saat ini adalah ….
a. Pengembankan Ilmu pengetahuan
melalui perpustakaan
b. Mengembangkan
perpustakaan dalam satu bahasa tertentu
c. Menelusuri ilmu pengetahuan
berbahasa asing
d. Pengembangan perpustakaan dalam satu tempat
03. Usaha
pengumpulan dan penulisan hadis Nabi pertama kali dilakukan oleh Ibnu Syihab
az-Zuhri di masa Bani Umaiyah, atas inisiatif kholifah .......
a. Abu Bakar Shidiq
c. Umar bin
Khotthob
b. Usman bin Affan
d. Umar bin Abdul Aziz
04. Puncak
perkembangan ilmu pengetahuan di dunia islam terjadi pada masa......
a.
Nabi Muhammad c. Bani Umaiyah
b.
Khulafaur Rasyidin d. Bani Abbasiyah
05. Puncak
perkembangan IPTEK di masa Abbasiyah terjadi semasa kholifah ....
a. Harun al-Rasyid b. Al-Walid c.
Al-Hakam d. Mu’tasim Billah
06. Pada saat itu
(nomor soal 5) kota ......... menjadi pusat kajian dan pengembangan ilmu
pengetahuan.
a. Damaskus b.
Baghdad c. Cordova d.
Madinah
07. Berikut ini adalah
ulama besar yang penulis buku Ihya’ Ulumiddin .....
a. Ibnu Sina b.
Al-Khawarizmi c. Ibnu Rusyd d. Al-Ghozali
08. Berikut ini
cendekiawan muslim ahli kedokteran, penulis buku Al-Qonun fith-Thibb,
yang dinobatkan sebagai Father of Doctors ......
a. Ibnu Sina b. Al-Khawarizmi c. Ibnu Rusyd d. Al-Ghozali
09. Berikut ini ahli Matematika dan penemu Ilmu
Al-Jabar ........
a. Ibnu Sina b. Al-Khawarizmi c. Ibnu Rusyd d. Al-Ghozali
10. Berikut ini pembangun faham Ahlussunnah Wal
Jamaah bidang ilmu kalam, penulis buku Al-Maqolatul Islamiyyin ......
a. Abu Hasan
Al-Asy’ari c.Abu Manshur Al-Maturudi
b. Hasan
Al-Basri d. Al-Baqilani
11. Salah satu hadis Nabi yang mendorong para
ulama dan cendekiawan muslim berlomba-lomba menguasai berbagai bidang ilmu
pengetahuan adalah :
اُطْلُبُوا الْعِلْمَ مِنَ الْمَهْدِ اِلَى اللَّحْدِ
Artinya : ”Carilah ilmu pengetahuan .......
a. walaupun sampai keluar negeri
b. walaupun sampai ke negeri china
c. sejak dari buaian ibu sampai ke liang lahad
d. sejak masa kecil sampai dewasa
12. Daulah
Abbasiyah didirikan oleh ........
a. Abdullah bin Abbas c.
Abul Abbas As-Saffah
b. Harun al-Rasyid d.
Abu Ja’far al-Mansur
13. Pada masa awal
didirikan, daulah Abbasiyah beribu kota di ....
a. Damaskus b.
Baghdad c. Khurasan d. Hasyimiyah al Anbar
14. Hal yang
dilakukan oleh pemerintah Bani Abbasiyah dalam upaya pengembangan ilmu
pengetahuan adalah ....
a. menggalang penyusunan buku c. Mendorong penterjemahan buku
b. Membangun pusat riset d.
Menghidupkan diskusi
15. Baitul Hikmah
di kota Baghdad merupakan bangunan yang berfungsi sebagai pusat kegiatan ilmu
pengetahuan: diskusi ulama, penterjemahan dan universitas, yang didirikan oleh
pemerintahan Abbasiyah sewaktu diperintan oleh khalifah...
a. Abu Ja’far al-Mansur
c. Harun
al-Rasyid
b. Abul Abbas as-Saffah
d.
Al-Mu’tashim billah
16. Berikut ini
ulama besar di bidang akhlak tasawwuf dan filsafat Islam yang
mendapatkan julukan Hujjatul Islam .....
a. Ibnu Sina b.
Al-Khawarizmi c. Ibnu Rusyd d. Al-Ghozali
17. Berikut ini
cendekiawan muslim yang ahli di bidang kedokteran, filsafat dan kimia, penulis
kitab Al-Hawi dan Al-Kimiya, serta tokoh yang membedakan antara penyakit cacar
dan kolera .....
a. Ibnu Sina b.
Ar-Razy c.
Al-Biruni d.Al-Farghani
18. Salah satu
dari imam madzhab empat dalam fiqih ini merupakan penemu ilmu Usul Fiqh, dan
penulis kitab Al-Umm dan Ar-Risalah. Yaitu imam ....
a. Abu Hanifah b. Malik c. Syafi’iy d.
Ahmad bin Hanbal
19. Berikut ini salah
satu dari imam madzhab empat dalam fiqih yang menulis kitab hadi s ”Al-Muwattho’”
....
a. Abu Hanifah
b. Malik c. Syafi’iy d. Ahmad bin Hanbal
20. Corak
pemikiran fiqh salah satu imam madzhab di awah ini lebih banyak menggunakan dalil
aqli (rasional) daripada dalil naqli (qur’an – hadis), yaitu imam
a. Abu Hanifah
b. Malik c. Syafi’iy d. Ahmad bin Hanbal
21. Cendekiawan
muslim berikut ini ahli di bidang filsafat dan akhlak/etika yang dijuluki ”Al-Mu’allimuts
Tsalis” (guru ketiga), penulis buku ”Tadz-hibul Akhlaq wa Tat-hirul
A’raq” ....
a. Ibnu Miskawaih b. Al-Ghazali c.
Al-Mawardi d. As-Suhrowardi
22. Seorang sufi
berikut ini memiliki basic ilmu hadis dan fiqih yang kuat, serta berusaha
mengkompromikan ajaran tasawwuf dan syariat .....
a. Abdul Qadir al-Jailani
c. Husain
bin Mansur Al-Hallaj
b. Al-Junaid al-Baghdadi
d. Dzunnun
Al-Misri
23. Buku Alfu Lailah Wa Lailah (1001 malam, the Arabian Night) merupakan karya sastra yang sangat terkenal di Bagdad pada jaman keemasan
Abbasiyah dan sempat diterjemahkan kedalam hampir seluruh bahasa di dunia, adalah ditulis oleh seorang sastrawan
bernama ....
a. An-Nasyasi b. Abu Nawas c.
Harun Al-Rasyid d. Imam Sibawaih
24. Cendekiawan
muslim berikut ini seorang astronom muslim pertama yang menyusun ”astrolab” dan
penulis buku astronomi ”al-’Amal bil Asturlab” dan ”al-Qasidah fi
’Ulumin Nujum”....
a. Al-Fazari b. Al Battani c.
Omar Khayam d. Ibnu Haitam
25.
Imam Sibawai adalah seorang ulama’ yang ahli di bidang ilmu ….
a. Akhlak b. Nahwu c.
Farmasi d. Matematika
26. Puncak kejayaan bani Abbasiyah terjadi pada
masa tujuh khalifah sesudah Ja’far al-Manshur, dan puncak popularitasnya
dicapai pada masa khalifah ....
a. Harun
al-Rasyid b. Al-Makmun c.
As-Saffah d. Al-Mutawakkil
27. ”Logam seperti timah, besi dan tembaga
dapat diubah menjadi emas atau perak dengan mencampurkan suatu zat tertentu”
merupakan pernyataan yang dikemukakan oleh seorang cendekiawan muslim ahli Ilmu
Kimia ....
a. Abu Raihan
al-Biruni c. Ibnu Sina
b. Jabir ibnu
Hayyan d. Nasiruddin Ath-Thusi
28. Khalifah bani Abbasiyah berikut ini terkenal
sangat cinta ilmu pengetahuan ...
a. Harun
al-Rasyid b. Al-Makmun c.
Al-Hadi d. Al-Mu’tashim
29. Perhatian dan minat para ulama dan ilmuwan
muslim terhadap Iptek pada jaman pertengahan sungguh sangat besar, karena
mereka terdorong oleh ....
a. para ilmuwan
non muslim c. anjuran dari agama Islam
b. hadiah dari
para khalifah d. ajaran dari Gereja di Eropa
30. Maksud dari sabda Nabi Saw:
طَلَبُ
الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ وَ مُسْلِمَةٍ
Adalah mendorong
setiap muslim agar ....
a. mengamalkan
ilmunya c.
berilmu dan beramal
b. mencari ilmu
pengetahuan d.
menguasai dunia
31. Alloh berfirman dalam QS Al-Mujadilah [58] :
11
Menurut ayat di
atas, bahwa Allah akan memberikan derajat yang tinggi kepada orang-orang
yang ....
a. rajin dan
bersungguh-sungguh c. beriman dan beramal soleh
b. senantiasa
beribadah d. beriman dan berilmu pengetahuan
32. Pemerintahan Bani Abbasiyah sangat peduli
terhadap perkembangan ilmu pengetahuan. Salah satu buktinya adalah didirikannya
.... sebagai pusat kajian ilmu dan penterjemahan buku-buku asing kedalam bahsa
arab.
a. Masjid & madrasah
b. observatorium c.
Baitul Hikmah d. Baitul Mal
33. Ibnu Sina, Ibnu Rusyd, Abu Nasr al-Farabi dan
Ar-Razi pada masa Abbasiyah juga dikenal sebagai tokoh ahli ...
a. matematika b. fisika
c. astronomi d.
kedokteran
34. Berikut ini seorang astronom muslim yang
menciptakan Astrola dan menulis Kitab al-Zij
(tabel) ...
a. Al-Fazari b.
Al-Biruni c. Al-Battani d. Al-Farghani
35. Astronom muslim yang di dunia Barat (Eropa)
dikenal dengan nama Alfarganus ini penulis kitab astronomi berjudul Harakat
al-Samawiyah wa Jawami'ul-'ilmin Nujum
...
a. Al-Fazari b.
Al-Biruni c. Al-Battanii d. Al-Farghani
36. Perhatikan table
berikut !
No
|
Nama Ilmuwan
|
Bidang
|
Karya Tulisnya
|
1
|
Ibnu
Sina
|
Kedokteran
|
Al-Qonun
Fit Thibb
|
2.
|
Imam Ghozali
|
Kedokteran
|
Tahafutut
tahafut
|
3
|
Al-Faraby
|
Fisika
|
Metafisika
|
4
|
Ibnu
Nafis
|
Kedokteran
|
Asyami
fi Tibb
|
5
|
Imam
Syafii
|
Tasawwuf
Akhlak
|
Ihyak
Ulumuddin
|
Tabel di atas yang benar dan sesuai adalah ….
A. 1,2 dan 3 B. 1,2 dan 4 C. 1,3 dan 4 D. 1,3 dan 5
37. Seorang ahli geografi muslim dan penjelajah
yang pernah mengadakan perjalanan sampai Persia, India, Srilanka, Cina, dan
penulis buku “Muruj Az-Zahab wa Ma’adin Al-Jawahir”....
a. Abul Hasan
Al-Mas’udi c. Ibnu
Khurdazabah
b. Ibnu Khaldun d. Abu Zakaria
Al-Farra
38. Ibnu Haitsam adalah seorang dokter dan ahli
fisika yang di Barat (Eropa) dikenal dengan nama Avenetan dan .....
a. Alhazen b.
Averusd c. Albetegni d. Al-Pharabius
39. Teori tentang ilmu optik Ibnu Haitsam mempengaruhi
teori ilmuwan Barat seperti Issac Newton, John Kepler, Roger Bacon, dll.
Berikut ini buku karyanya yang membahas ilmu optik .....
a. Alkimiya b.
Al-Manazhir c. Haiatul Falak d. Al-'Amal bil Asturlab
40. Ibnu Baitar adalah seorang ahli Biologi,
Botani, & farmasi, yang di Barat dikenal dengan nama ....
a. Albetegni b.
Aben Bethar c. Albetegni d. Alhazen
41. Buku karya Ibnu Baithar yang berjudul Al-Jami'
al-Mufrodat al-'Adawiyah wal Aghziyah ini menjelaskan tentang ...
a. farmasi (obat-obatan)
c. praktek
kedokteran umum
b. Fenomena alam
sinar zodiac d. Sejarah bangsa-bangsa
42. Cendekiawan muslim berikut ini dijuluki ”Bapak
Ilmu Kimia” dalam Islam dan penulis “Book of the Composition al Chemy”
...
a. Abu Raihan
al-Biruni c. Ibnu Ibnu Baithar
b. Jabir ibnu
Hayyan d. Nasiruddin Ath-Thusi
43. Al-Maqasidul Falasifah, Tahafutul Falasifah, Al Munqidz minadh Dhalal , dan Ihya’ Ulumuddin, merupakan buku-buku filsafat terkenal
yang ditulis oleh cendekiawan muslim ....
a. Ibnu Rusyd b.
Al-Farabi c. Al-Kindi d. Al-Ghazali
44. Berikut ini adalah salah seorang penyair dan
humoris terkenal di Baghdad dengan cerita humornya padai masa khalifah Harun
Ar-Rasyid ….
a. Abu Nawas b.
Abu Zakaria c. Jalaluddin Rumi d. Sibawaih
45. Khalifah bani Abbasiyah berikut ini terkenal
sangat cinta ilmu pengetahuan ...
a. Harun al-Rasyid b.
Al-Makmun c. Al-Hadi d. Al-Mu’tashim
46. Berikut ini salah seorang mufassir (ahli tafsir
Al-Qur’an) terkenal di masa Abbasiyah dengan metode tafsir bil-Ma’tsur...
a. Ibnu Jarir
At-Thobary c. Jalaluddin
As-Suyuti
b. Qurraisy
Syuhab d.
Muhammad As-Shobuny
47. Kebijakan Daulah Abbasiyah untuk
menerjemahkan buku-buku asing (darii Yunani, Persia dan India) sangatlah
penting dalam usaha menggali pengetahuan yang telah ada sebelum Islam. Dengan
penerjemahan tersebut, umat Islam dapat mempelajari, meneliti, dan
mengembangkan keilmua, sehingga lahirlah karya-karya ilmiah penting yang manfaatnya
dapat kita rasakan sekarang ini.
Dari paparan sejarah
di atas, keteladanan yang dapat kita petik adalah ....
a. Merasa takjub pada kemajuan yang diraih oleh Dunia
Barat saat ini
b. Merasa puas atas segala prestasi yang pernah
diraih di bidang ilmu pengetahuan
c. Selalu mengkaji dan mengembangkan ilmu
pengetahuan dengan tekun
d. Sekedar menjadi penonton bagi kemajuan dunia
barat.
48. Perhatikan wacana berikut!
Ilmu pengetahuan
mengalami puncak kejayaan pada masa khalifah Harun Ar-Rasyid dan putranya Al-Makmun. Pada masa itu buku-buku
berbahasa asing diterjemahkan kedalam bahasa Arab. Pada masa itu pula
bermunculan intelektual muslim. Kemunculan para intelektual disebabkan sang
khalifah memberikan fasilitas mendirikan Lembaga Ilmu Pengetahuan yang disebut
Baitul Hikmah. Nilai yang dapat diteladani dan dikembangkan berdasarkan wacana diatas adalah……
a. Memunculkan kembali pemerintahan Bani Abbasiyah agar Islam kembali jaya
b. Menuntut ilmu setinggi mungkin agar dapat
memimpin dunia
c. Mendirikan
lembaga pendidikan merupakan sarana untuk mencerdaskan umat Islam dan melahirkan intelektual muslim
d. Orang yang berilmu mendapatkan derajat yang
tinggi di dunia dan akhirat.
49. Perhatikan
tabel dibawah ini!
Nama
|
Hasil
Karya
|
||
1
|
Ibnu Sina
|
a
|
Al Kulliyyat
|
2
|
Ibnu Rusydi
|
b
|
Ihya’ Ulumuddin
|
3
|
Imam Ghozali
|
c
|
Al Jabru wal Muqobbala
|
4
|
Al
Khawarizmi
|
d
|
Canon
of Medicine
|
Pasangan yang
yang tepat antara pernyataan dan kata kunci pada tabel tersebut adalah ….
a. 1-a, 2-b, 3-c,
4-d c.
1-b, 2-d, 3-a, 4-c
b. 1-c, 2-d, 3-a,
4-b d.
1-d, 2-a, 3-b, 4-c
50. Pada jaman Nabi, Khulafaur rasyidin, sampai
masa Bani Abbasiyah, para murid yang belajar dengan cara duduk melingkari guru,
disebut ........
a. Halaqoh b. Hauqolah c. Hamdalah d. Kuttab
makasih banyak pak ust, sangat membantu sekali bagi saya.
BalasHapusmakasi ustadz, artikelnya sangat bermanfaat
BalasHapusSangat bermanfaat. saat ujian.
BalasHapusbagus infonya..
BalasHapussedikit masukan ilmu tauhidnya ga ada atau yaang mana makasih
BalasHapusMaaf ya,hanya mengingatkan,tapi hadits مَنْ أَرَادَ الدُّنْيَا فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ وَمَنْ أَرَادَ اْلآخِرَةَ فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ وَمَنْ أَرَادَهُمَا فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ. ( رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ. Tidak saya temukan.dan menurut guru saya beserta sumber lain,ini bukan hadits melainkan perkataan ulama..
BalasHapus