Jumat, 06 Februari 2015

HIJRAH KE MADINAH, SEBUAH KISAH YANG MEMBANGGAKAN


Bahan Ajar dan Latihan Soal PAI Kurikulum 2013
Untuk Siswa Kelas VII Semester Genap
SMPN 1 Cerme Gresik – Jawa Timur
___________________________________________
Penulis :
Drs. A. SUCHAIMI, M.A.








PENDAHULUAN

Rasulullah saw. sangat sedih ketika menyaksikan kehidupan umat Islam di  Mekah  yang  penuh  dengan  ancaman  dan  teror  dari  orang-orang  kafir. Semakin hari, teror dan ancaman itu semakin bertubi-tubi. Rasulullah saw. berpikir harus  ada jalan keluar untuk mengatasi semuanya. Bersamaan dengan itu pula, istrinya, Siti Khadijah dan pamannya, Abu Thalib, meninggal dunia. Namun, perjuangan untuk mewujudkan kehidupan yang mulia dan beradab harus terus berjalan, tidak boleh berhenti. Bagaimana caranya?

Allah Swt. sangat sayang kepada Rasulullah saw. dan kaum muslimin. Dalam situasi yang sangat sulit dan mencekam tersebut Allah Swt. memerintahkan Nabi Muhammad saw. dan kaum muslimin untuk berhijrah ke  Madinah.  Nabi  Muhammad  saw.,  pun  akhirnya  hijrah  dari  Mekah  ke Madinah.

Benar, bermula dari peristiwa hijrah inilah kejayaan dan kesuksesan Islam dimulai. Ya,  terkadang kejayaan dan kesuksesan  diawali dengan keprihatinan


A.   SEBAB-SEBAB RASULULLAH HIJRAH DAN KONDISI KEBERAGAMAAN    
      MASYARAKAT MADINAH

Setelah  Nabi  Muhammad  saw.  berdakwah  secara  terang-terangan,  hambatan, gangguan, rintangan, hantaman dan  siksaan  dari  kafir  Quraisy  mulai  meningkat. Tidak sedikit diantara kaum muslimin yang disiksa dan dizhalimi. Berbagai cara  dilakukan  kafir Quraisy  agar Nabi  Muhammad saw.  tidak meneruskan dakwahnya.

Bertahun-tahun  Nabi  Muhammad  saw.  menyerukan  Islam  di  Mekah,  tetapi hasilnya hanya sedikit yang mengikuti ajaran-Nya. Pada saat Nabi Muhammad saw. membutuhkan dorongan dan motivasi dari orang-orang terdekatnya, justru isterinya, Siti  Khadijah  dan  pamannya,  Abu  Thalib,  wafat  dalam  waktu yang  hampir  bersamaan.  Kehilangan  kedua  orang  tersebut  merupakan  masalah serius bagi Nabi Muhammad saw. dalam menjalankan dakwah Islamiyah di Mekah. Peristiwa sangat menyedihkan ini lalu disebut “Tahun Duka Cita“ (‘Amul Huzni).

Di tengah kesedihannya, Nabi Muhammad saw mengalami peristiwa  luar  biasa,  yaitu Isra’ Mi’roj.  Peristiwa  itu  terjadi setahun  sebelum  Hijrah  ke Madinah,  tepatnya tanggal  27  Rajab 621  M.  Pada  peristiwa  itu  Allah Swt  memperlihatkan  tanda-tanda keagungan  dan  kekuasaan-Nya sebagai  penghibur bagi Nabi Muhammad saw yang  sedang dirundung kesedihan. Peristiwa ini memberikan pelajaran yang sangat berharga kepada Nabi Muhammad saw. Pada peristiwa tersebut, Nabi Muhammad saw.  menerima perintah Shalat 5  waktu dalam sehari semalam.

Setelah Isra’ Mi’roj Nabi  Muhammad  saw  meneruskan  dakwahnya  dan mengabarkan peristiwa yang dialaminya. Kabar itu membuat kafir Quraisy menganggap Nabi  Muhammad  saw  telah  melakukan  pembohongan. Usaha-usaha  pembunuhan terhadap Nabi Muhammad saw  dan pengikutnya terus digalakkan. Namun hal itu tidak menyurutkan langkah Nabi dan para sahabat dalam berdakwah, sampai turun perintah berhijrah, dan Kota Yasrib akhirnya menjadi pilihan tujuan hijrah beliau. Setelah hijrah, kota ini diganti namanya menjadi Al-Madinatul munawwaroh (kota yang bercahaya), atau Madinatun Nabiy (kota Nabi)


Kondisi Keberagamaan Masyarakat Madinah Sebelum Hijrah

Masyarakat Yasrib (Madinah) yang berasal dari bangsa Yahudi beragama Yahudi. Sementara agama mayoritas masyarakat Madinah yang terdiri dari bangsa arab ini memeluk agama penyembah berhala (Paganisme), tidak jauh berbeda dengan agama masyarakat arab jahiliyah Makkah. Hanya saja, karena di Yasrib tidak ada tempat sebagai pusat peribadatan semacam Ka’bah, maka kaum paganis Madinah yang menyembah berhala ini setiap tahunnya datang ke Makkah untuk mengikuti upacara tradisionalnya, yakni mengerjakan haji, sekaligus untuk mencari dukungan dari masyarakat arab quraisy untuk mengalahkan lawannya, terutama bangsa Yahudi.
Namun demikian,  dalam menyambut kedatangan agama Islam yang sudah muncul di Makkah, sikap dan kondisi keberagamaan masyarakat arab Yasrib masih lebih baik dan beruntung daripada masyarakat arab Makkah. Kalau masyarakat arab jahiliyah Makkah, mereka memusuhi dakwah Islam yang dilancarkan Nabi Muhammad. Sedangkan Masyarakat arab Yasrib, mereka bersikap toleran, tidak memusuhinya, bahkan lebih cepat menerima dakwah Islam. Hal ini disebabkan karena:

1). Masyarakat arab Yasrib (Madinah) hidup berdampingan dengan bangsa Yahudi. Mereka sering berdialog dan mendengar tentang kebaikan agama tauhid (monotheisme) dan tercelanya agama paganisme (agama berhala), serta mendengar kabar gembira tentang datangnya Nabi akhir jaman yang akan menghancurkan agama paganisme. Sekalipun mereka masih tetap beragama paganisme dan tidak terpengaruh untuk memeluk agama Yahudi.

2). Peperangan dan permusuhan yang berkepanjangan antar kabilah arab, terutama antara kabilah Aus dan Khazraj, membuat mereka menaruh harapan besar terhadap seorang tokoh seperti yang diceritakan orang Yahudi, yang mampu mempersatukan mereka, serta mampu membuat kehidupan mereka damai, sentosa dan lebih berkualitas daripada orang-orang Yahudi.

Pada tahun ke-10 dari masa kenabian Nabi Muhammad (= thn 620 M), saat mengikuti upacara tradisional (haji) di Makkah, beberapa orang arab Yasrib menyaksikan beliau Saw di daerah Aqabah yang giat mendakwahkan kenabiaannya dan mengajak mereka agar meng-Esakan Allah semata dan meninggalkan penyembahan berhala. Hal ini menjadikan mereka saling bertanya dan menerka-nerka, barangkali dia (Nabi Muhammad) inilah yang sering diceritakan oleh orang Yahudi itu. Sepulangnya dari haji, peristiwa ini diceritakan kepada penduduk Madinah.

Pada tahun berikutnya, tahun ke-12 dari masa kenabian (= 621 M), saat menghadiri musim haji, ada 12 orang dari kabilah Khazraj bertemu dengan Nabi Muhammad di Aqabah menyatakan masuk Islam dan mengucapkan bai’at (ikrar, janji setia) kepada Beliau Saw, yang lebih dikenal dengan istilah “Bai’at Aqabah Pertama”, atau disebut “Bai’atun Nisa’” (janji setia wanita) karena ada seorang wanita yang turut serta, bernama ‘Afra’ binti ‘Abid bin Tsa’labah.  

Isi Bai’at Aqabah Pertama :
1) tidak menyekutukan Allah,
2) tidak mencuri, 
3) tidak berzina, 
4) tidak membunuh anak-anak, 
5) tidak menghasud dan memfitnah, 
6) tidak mendurhakai beliau Saw..

Beliau Saw kemudian mengutus sahabat Mush’ab bin Umair ke Yasrib untuk mengajari mereka tentang agama Islam. Perilaku Mush’ab yang terpuji membuat banyak penduduk Yasrib yang tertarik memeluk Islam. Mereka rindu bertemu dengan Nabi Muhammad Saw.

Pada tahun ke-13 dari masa kenabian (622 M), saat musim haji, semakin banyak orang Yasrib yang ikut ke Makkah. Tidak kurang dari 75 orang (73 lelaki dan 2 wanita). Mereka bertemu Nabi Muhammad Saw secara rahasia di Aqabah, kemudian menyatakan masuk Islam dan “mengundang” beliau Saw agar bersedia pindah (hijrah) ke Yasrib.

Untuk menanggapi keseriusan permohonan mereka, Nabi Muhammad kemudian mengambil sumpah setia (bai’at/ikrar) dari mereka, yang isinya, bahwa mereka berikrar akan : membela mati-matian dan melindungi terhadap keselamatan diri beliau dan agama Islam dari gangguan siapapun.

Sumpah setia atau ikrar tersebut lebih dikenal dengan istilah “Bai’at Aqabah Kedua”. Bai’at Aqabah kedua ini merupakan titik awal perkembangan Islam dan Dakwah Nabi Muhammad Saw pada masa-masa selanjutnya, sehingga Islam tersebar ke muka bumi secara cepat.

Awalnya, pada tahun 620 M atau tahun ke-10 dari masa kenabian Nabi Muhammad, beliau bertemu dengan 6 orang Yasrib dari  Kabilah  Khazraj  yang  berziarah “haji” ke Mekah.  Dalam  pertemuan  tersebut,  Nabi Muhammad saw mengajak mereka untuk masuk Islam. Mereka menyambut dengan baik ajakan itu dan menyatakan masuk Islam. Mereka kemudian memberitahukan tentang Islam kepada masyarakat Yasrib  lainnya.

Dalam dua kali perjanjian yang terjadi, Nabi Muhammad saw. mendapatkan kesan bahwa Islam telah siap berkembang pesat di Yasrib. Kenyataan ini membuat Nabi Muhammad saw memerintahkan para sahabatnya untuk berhijrah ke Yasrib dengan sembunyi-sembunyi. Sementara Nabi Muhammad saw bersama Abu Bakar dan Ali bin Abi  Thalib masih bertahan di Mekah.

Rencana  hijrah Nabi Muhammad saw didengar oleh kafir Quraisy. Kaum Quraisy pun akhirnya merencanakan pembunuhan terhadap diri Nabi Muhammad saw. Kafir Quraisy khawatir Islam akan berkembang di Yasrib. Mereka menyuruh para pemuda untuk mengepung rumah Nabi Muhammad saw karena khawatir akan beliau lari. Pada malam itu pula.  Nabi Muhammad saw membisikkan kepada Ali bin Abi Thalib supaya memakai selimut beliau dan berbaring di tempat tidurnya.
Atas izin Allah Nabi Muhammad saw berhasil keluar dari rumahnya dengan selamat. Tidak  lama  setelah  Nabi  Muhammad  saw  meninggalkan  rumahnya, para  pemuda  terbangun  dan  masuk  ke  rumah  beliau  dengan  penuh  nafsu untuk  membunuh.  Akan  tetapi,  mereka  hanya  mendapatkan  Ali  bin  Abi Thalib  yang  sedang  tidur.  Mereka  kecewa  dan  tidak  percaya  dengan  segala hal  yang  terjadi.  Hal  ini  terjadi  hanya  karena  pertolongan  Allah  Swt.


B. PERJALANAN HIJRAH RASULULLAH  SAW

Menjelang larut malam, Nabi Muhammad saw. menuju ke rumah Abu Bakar dan mengajaknya berhijrah. Kedua orang itu kemudian keluar dari jendela pintu belakang dan terus bertolak ke arah selatan menuju Gua Tsur. Jalan yang ditempuh beliau adalah jalan yang tidak mungkin dilewati manusia. Hal ini dilakukan supaya para pemuda Quraisy yang mengejar tidak menyangka beliau melalui jalan itu.

Dalam perjalanannya, mereka berdua sempat bersembunyi di Gua Tsur selama tiga hari tiga malam. Tidak ada seorang pun yang mengetahui tempat persembunyian itu selain putra-putri Abu Bakar, yaitu Abdullah, Aisyah dan Asma’, dan pembantu  mereka:  ‘Amir  bin  Fuhaira.  Tugas  Abdullah  adalah  mencari  informasi tentang rencana kafir Quraisy terhadap Nabi Muhammad saw. Pada malam hari ia menyampaikan informasi tersebut kepada Nabi Muhammad saw. beserta ayahnya.

Pada hari ketiga, mereka berdua sudah mengetahui bahwa situasi sudah tenang, maka berangkat  dan  melanjutkan  perjalanan  dengan  perbekalan yang diberikan oleh Asma’, putri Abu Bakar.  Supaya  aman dalam perjalanan, Nabi Muhammad saw dan Abu Bakar  mengambil  jalan yang tidak pernah dilalui manusia. Abdullah bin  Uraiqit dari banu Du’il diminta sebagai penunjuk jalan. Dia membawa Nabi Muhammad saw dan Abu Bakar dengan hati-hati sekali ke arah selatan kemudian menuju Tihama di dekat pantai Laut Merah.

Nabi Muhammad saw dan Abu Bakar beserta penunjuk jalannya itu sepanjang malam dan siang berada di atas kendaraan, tidak mempedulikan kesulitan dan rasa lelah. Mereka hanya percaya bahwa Allah Swt akan menolong mereka.
Orang Quraisy mengadakan sayembara : “Siapa saja yang dapat membawa Nabi Muhammad saw, hidup atau mati, akan menerima hadiah besar dan jabatan tinggi”. Hal ini menarik hati masyarakat pada waktu itu, termasuk Suraqa bin Malik yang sudah mengetahui perjalanan Nabi Muhammad saw dan Abu Bakar.
Tidak lama kemudian Suraqa bin Malik mendatangi tempat yang  dimaksud dan dia menemukan Nabi Muhammad saw  beserta  kedua  temannya yang sedang beristirahat di sebuah batu besar sambil  menyantap bekal yang diberikan oleh Asma’, putri Abu Bakar.

Setiap kali Suraqa bin Malik mendekati rombongan Nabi Muhammad saw, kudanyaselalu  tersungkur. Hal itu berulang sampai  empat kali.  Suraqa yang percaya kepada “dewa” berpikir bahwa itu  pertanda buruk” sehingga dia mengurungkan niatnya dan kembali lagi ke Mekah.

Selama tujuh hari terus-menerus mereka berjalan.  Mereka hanya  beristirahatdi bawah panas membara musim kemarau dan berjalan lagi sepanjang malam mengarungi lautan padang pasir. Hanya  karena adanya ketenangan hati kepada Allah Swt-lah yang membuat  hati dan perasaan mereka terasa lebih aman.  Mereka selalu yakin bahwa Allah Swt  akan selalu bersama mereka.

Di tengah perjalanan menuju Madinah, Rasulullah saw singgah di desa Quba’, sebuah desa yang terletak dua mil di selatan Madinah. Di sana beliau membangun sebuah masjid.  Masjid  ini  menjadi  masjid  pertama  dalam sejarah Islam.  Beliau singgah di sana selama empat  hari untuk selanjutnya meneruskan perjalanan ke Madinah.

Pada hari Jumat pagi, beliau berangkat dari Quba’ dan tiba di perkampungan Bani Salim bin Auf tepat pada waktu Salat Jumat. Salat-lah beliau di sana. Inilah Salat Jumat pertama dalam Islam. Khotbahnya pun  merupakan khotbah yang petama.

Nabi Muhammad saw dan Abu Bakar tiba di Madinah pada  tanggal 12 Rabiul  Awal.  Kedatangan beliau telah dinanti-nanti  masyarakat Madinah.  Pada hari kedatangan Nabi Muhammad saw dan Abu Bakar, masyarakat Madinah sudah menunggu di jalan yang akan dilalui Nabi Muhammad saw, lengkap dengan regu gendering “Rebana”. Mereka mengelu-elukan Nabi Muhammad saw dan genderang pun gemuruh diselingi nyanyian yang sengaja digubah  untuk menyambut kedatangan Nabi SAW :  
#    
طَلَعَ الْبَدْرُ عَلَيْنَا  
*
مِنْ ثَنِيَّاتِ الْوَدَاعْ 
وَجَبَ  الشُّكْرُ   عَلَيْنَا
*
مَا دَعَا لِلَّهِ دَاعْ
أَيُّهَا الْمَبْعُوْثُ فِيْـنَا
*
جِئْتَ بِالْأَمْرِ الْمُطَاعْ

Bulan purnama telah muncul di tengah-tengah kita,
Dari celah-celah bebukitan.
Wajiblah  kita  bersyukur
Atas  ajakan (beriman)  kepada  Allah  Swt.
Wahai  orang  yang dibangkitkan untuk kami,
Kau datang membawa ajaran yang wajib ditaati.


C. MEMBANGUN  MASYARAKAT  MADINAH

Usaha yang beliau lakukan setelah menetap di Madinah untuk mendukung kesuksesan dakwah Islamiyah adalah membangun Masyarakat Madani, yakni masyarakat berkembang yang memiliki peradaban, yang taat dan patuh terhadap pimpinan dan perundang-undangan, berpola pikir modern dan toleran, serta dapat hidup berdampingan secara damai didalam sebuah wadah Negara Madinah, dengan langkah-langkah strategis sebagai berikut
a. Mendirikan Masjid Nabawi.
b. Memperkokoh hubungan intern umat Islam (ukhuwwah Islamiyah).
c. Mengatur hubungan persahabatan antar umat beragama, muslim dan Non 
    Muslim, (ukhuwwah basyariyah & ukhuwwah wathoniyah).

Pendirian Masjid Nabawi
Pembangunan masjid segera dimulai dan seluruh  umat  Islam  ikut  ambil  bagian  sehingga  berdiri  sebuah  masjid  berdinding bata, berkayu batang kurma, dan beratap daun kurma.

Masjid  yang  dibangun  Rasulullah  saw.  bersama-sama  kaum  Muhajirin dan Ansor tidak hanya berfungsi untuk shalat semata, akan tetapi untuk seluruh kegiatan Nabi di Madinah.

Di antara fungsi masjid pada zaman Nabi adalah sebagai tempat :
1) mempersatukan umat,
2) bermusyawarah tentang perkembangan Islam, 
3) mengkaji ilmu agama,
4) sebagai pusat pemerintahan setelah Rasulullah  dipilih  sebagai pemimpin  
    di Madinah.

Bagaimana dengan masjid sekarang? Apakah  hanya  berfungsi  sebagai tempat shalat belaka?  Kalian  harus bisa memfungsikan masjid di tempat tinggal  kalian,  termasuk  masjid sekolah  sebagaimana  fungsi  masjid pada zaman Nabi Muhammad saw.


Memperkokoh Hubungan Intern Umat Islam (Ukhuwwah Islamiyah).
 Setelah membangun Masjid, Rasulullah kemudian memperkokoh persatuan dan kesatuan umat Islam (ukhuwwah Islamiyah) dengan cara memparsaudarakan kaum Muhajirin dan dengan kaum Anshor. Seolah-olah mereka saudara sekandung.

Kaum Muhajirin adalah kaum muslimin penduduk Makkah yang hijrah ke Madinah. Sedangkan kaum Anshor adalah kaum muslimin penduduk asli Madinah yang menyambut kedatangan kaum Muhajirin.
Di antara para sahabat yang dipersaudarakan adalah:

No
Muhajirin
Ansor
1
Abu Bakar 
Kharijah bin Zuhair
2
Umar bin Khatthab
Itban bin Malik
3
Bilal bin Rabah
Abu  Ruwaihah
4
Amir bin Abdillah
Sa’ad bin Muadz
5
Abdul  Rahman bin Auf
Sa’ad bin Rabi’
6
Zubair bin Awwam
Salamah bin Salamah
7
Usman bin Aff±n
Aus  bin Tsabit
8
Thalhah bin Ubaidillah
Ka’ab bin Malik
9
Abu  Huzaifah bin Utbah
Ubbah bin Bisyr
10
Ammar bin Yasir
Huzaifah bin Al  Yaman

Sambutan kaum Anshor sungguh luar biasa. Mereka rela mengorbankan jiwa, raga dan harta untuk membela agama dan kaum muslimin dari gangguan kafir quraisy. Orang-orang  Muhajirin merasa  nyaman  dan  tenteram,  meskipun  bukan  tinggal  di  rumah sendiri. Mereka melakukan kegiatan dan interaksi dengan penduduk Madinah dan saling menolong sehingga suasana Madinah menjadi indah dan menyenangkan. Hal ini mampu menghilangkan rasa duka kaum Muhajirin, sehingga mereka dapat hidup tenang dan tentram. Ketenangan dan ketentraman ini merupakan modal dasar untuk membina Masyarakat Madani yang bersatu padu dalam rangka mendukung suksesnya dakwah Islamiyah di Madinah dan daerah-daerah sekitarnya.

Mengatur Hubungan Persahabatan Antar Umat Beragama
Masyarakat Madinah saat itu terdiri dari 3 (tiga) golongan:
1) kaum muslimin; 
2) kaum yahudi (mayoritas), dan
3) bangsa Arab penyembah berhala dan beragama nasrani (minoritas).

Untuk menciptakan kehidupan masyarakat madani yang bersatu, aman, tentram, damai dan sejehtera, serta bebas dari berbagai gangguan yang datang dari luar dan dari dalam kota Madinah, maka beliau Saw menerapkan langkah strategis yang ketiga, yaitu menjalin hubungan dengan masyarakat non-muslim di Madinah, terutama dengan kaum Yahudi. Mereka diajak berunding merumuskan perjanjian bersama untuk dapat hidup berdampingan secara damai. Perjanjian dan kesepakatan ini kemudian dirumuskan dalam bentuk  undang-undang” yang lebih dikenal dengan istilah “Piagam Madinah”atau "Konstitusi Madinah" pada tahun ke-2 hijriyah (623 M).

Diantara pokok-pokok isinya adalah :
1)   Seluruh penduduk Madinah harus hidup berdampingan secara damai.
2).  Masing-masing penduduk bebas memeluk agamanya dan menjalankan 
       aktifitas agamanya.
3). Jika salah satu pihak diserang dari luar, maka pihak yang lain wajib 
      membantunya.
4).  Seluruh penduduk harus saling nasehat-menasehati dan tolong menolong 
      dalam kebaikan untuk kepentingan bersama.
5). Menetapkan Nabi Muhammad sebagai hakim dan pemimpin umum 
      masyarakat Madinah. Jika terjadi perselisihan antara kaum muslimin dan 
      kaum yahudi atau antar anggota masyarakat, maka penyelesaiannya 
       dikembalikan kepada beliau Saw sebagai pemimpin tertinggi.

Piagam/Konstitusi Madinah merupakan bentuk Proklamasi berdirinya sebuah negara modern, yakni Negara Madinah yang demokratis yang menjamin kebebasan beragama bagi warganya.
Dari uraian diatas dapatlah dipahami, bahwa Muhammad bin Abdullah bukanlah sekedar seorang Nabi dan Rasul utusan Allah atau pemimpin kaum muslimin (pemimpin agama) semata, akan tetapi juga sebagai seorang presiden atau kepala negara (pemimpin politik) dari sebuah negara modern "Madinah" yang demokratis, bukan negara kerajaan (monarkhi).
Dengan program-program cerdas yang dilakukan Nabi Muhammad saw, Madinah menjadi daerah yang sangat maju, baik peradaban maupun kebudayaannya, sehingga terkenallah dengan sebutan al-Madinah al-Munawarah (kota yang bercahaya).


D. TUGAS MANDIRI SISWA

Berilah tanda (X) pada salah satu jawaban yang paling tepat !
1.    Kota Madinah merupakan  kota suci kedua umat Islam setelah kota ….
       a. Jerussalem               b. Makkah            c. Damaskus               d. Kuffah
2.    Sebelum Islam memasuki kota Madinah, kota ini dulunya bernama …
       a. Aus                     b. Aqobah                          c. Yasrib                       d. Al-Quds
3.    Salah satu suku/kabilah di Yasrib adalah ..
       a. Khazraj            b. Kuthaibah            c. Salim                 d. Qurays
4.    Sekarang ini, kota Madinah termasuk didalam kekuasaan kerajaan ..
       a. Arab Saudi             b. Mesir                c. Syiria                 d. Turki
5.    Didalam wilayah Yasrib terdapat sebuah gunung yang sangat bersejarah dalam peperangan Islam, yaitu  
       gunung ….
       a. Badar                     b. Uhud                     c. Khandak                    d. Siffin
6.    Kota Yasrib sejak Rasulullah Hijrah sampai sekarang dikenal dengan sebutan  kota ……
       a. Al-Madinatul Munawwaroh                       c. Madinatul ‘ilmi
       b. Madinatul Hijrah                                       d. Madinatul Hujjaj
7.    Masjid yang pertama kali dibangun oleh Nabi Muhammad Saw sesampainya di Yasrib/Madinah adalah …
       a. Masjidil Harom       b. Masjid Nabawi        c. Masjidil Aqso        d. Masjid  Quba’
8.    Masjid yang pertama kali dalam Islam dibangun oleh Nabi Muhammad Saw dalam perjalanan hijrahnya ke 
       Yasrib/Madinah adalah …
        a. Masjidil Haram       b. Masjid Nabawi        c. Masjidil Aqso        d. Masjid  Quba’
9.    Reaksi kaum quraisy Makkah menghadapi dakwah Nabi yang dilakukan secara terang-terangan dan 
       terbuka adalah ....
       a. merasa gembira       b. memerangi        c. membantu        d. membiarkan
10.   Ketika merasa tertekan dan terancam oleh kaum quraisy Makkah, maka Nabi dan para sahabatnya 
       melakukan ....
       a. perlawanan          b. Peperangan         c. Pertahanan diri        d. hijrah
11.   Dua orang pendukung dan pelindung utama Rasulullah saw dalam berdakwah menyebarkan agama Islam 
        selama di kota Makkah adalah  ….
        a. Abu Bakar dan Umar bin Khatthab         c. Khadijah dan Abu Thalib
        b. Usman dan Ali bin Abi Thalib                  d. Khadijah dan ‘Aisyah
12.   Isro’ & Mi’roj adalah peristiwa diperjalankannya Rasulullah pada suatu malam dari ….. menuju ke …. , 
        kemudian dibawa naik ke Sidrotul Muntaha untuk sowan menghadap kehadirat Allah SWT.
       a. dari Makkah ke Madinah                 b. dari Madinah ke Baitul Maqdis                      
       b. dari Makkah ke Habasyah               c. Masjidil Haram ke Masjidil Aqsho
13. Oleh-oleh yang dibawa Rasulullah dari peristiwa Isro’ & Mi’roj tersebut adalah ...
       a. perintah berhijrah ke Madinah        b. diangkat menjadi Nabi dan Rasul
       b. perintah shalat fardhu 5 waktu       c. perintah  menunaikan zakat dan haji
14. Peristiwa Isro’ & Mi’roj terjadi pada tanggal  ....
       a. 12 Rabiul awwal tahun 621 M              c. 17 Rajab tahun 621 M            
       b. 17  Ramadhan tahun 621 M                 d. 27 Rajab tahun 621 M
15. Rasulullah saw betul-betul sangat sedih ketika ditinggal mati oleh istri (Khadijah) dan pamannya (Abu  
      Thalib).  Oleh karena itu, Tahun kesedihan atau dukacita ini lebih dikenal dengan istilah …....
      a. ‘Amul Fitri         b. ‘Amul Huzni       c. ‘Amul Istiqlal       d. Yaumaltaqol Jam’an
16. Untuk menghibur kesedihan Rasulullah itu, maka Allah memberinya  
      a. peristiwa Isro’ & Mi’roj                      c. perintah berhijrah ke Madinah               
       b. harta benda yang berlimpah            d. tugas menjadi Nabi dan Rasul
17.   Hijrah yang bertama kali dilakukan oleh para sahabat, sebelum peristiwa hijrah ke Madinah adalah 
      berhijrah ke  ...
       a. Habasyah           b. Syam              c. Madinah           d. Yaman
18. Kaum muslimin Makkah yang berpindah ke Madinah disebut kaum ……
       a. muhajirin              b. anshar              c. urban             d. pengungsi
19. Sedangkan penduduk Madinah yang membantu dan menerima kedatangan hijrah Nabi beserta 
       sahabatnya disebut kaum .....
       a. anshor                  b. muhajirin                   c. quraisy                      d. urban
20.   Orang yang pertama kali membenarkan cerita Nabi saw tentang Isro’ & Mi’roj, pada saat kebanyakan 
       orang, terutama kafir Quraisy sama mendustakannya adalah  ….
       a. Abu Bakar As Shiddiq                        c. Ali bin Abi Thalib                 
       b. Umar bin Khatthab                             d. Khadijah dan ‘Aisyah
21.   Perhatikan pernyataan tentang sikap keberagamaan bangsa arab berikut ini!.
      1). Masyarakat Makkah lebih bersikap toleran                
      2). Masyarakat Makkah lebih memusuhi dakwah yang dilakukan Nabi & sahabat                      
      3). Masyarakat Madinah lebih bersikap toleran & tidak memusuhi Nabi & sahabat             
      4). Masyarakat Madinah lebih cepat menerima dakwah islam
      5). Masyarakat Madinah tidak ada yang menyembah berhala
       Kondisi masyarakat Madinah lebih baik dan beruntung daripada masyarakat Makkah dalam hal  
       menyambut datangnya agama Islam. Hal ini ditunjukkan oleh alasan-alasan sebagaimana pada  
       pernyataan di atas, yaitu nomor ….
       a. 1, 2, 3             b.  1, 3, 4                c. 2, 3, 4              d. 2, 4, 5
22.   Pada ke-12 dari masa kenabian (= 621 M), saat menghadiri musim haji, ada 12 orang dari kabilah Khazraj bertemu dengan Nabi Muhammad di Aqabah menyatakan masuk Islam dan mengucapkan bai’at (ikrar, janji setia) kepada Beliau Saw. Peristiwa bai’at ini lebih dikenal dengan istilah
      a. Bai’atur Ridhwan                              c. Bai’at Aqabah ke-2                 
      b. Bai’at  Aqabah ke-1                          d. Bai’at Thariqat
23. Peristiwa Bai’at Aqobah sebagaimana pada nomor soal 22 di atas, juga disebut dengan istilah Bai’atun Nisa’ (ikrar-janji setia wanita), karena ada seorang wanita yang turut serta didalamnya, yaitu ....
      a. Afra’ binti ‘Abid bin Tsa’labah           c. Tsuwaibah al Aslamiyah                 
      b. Rabi’ah al Adawiyah                         d. Ummu Habibah
24.   Perhatikan pernyataan berikut ini!.
      1) tidak menyekutukan Allah,              6) Memusuhi orang Yahudi dan Nasrani
       2) tidak mencuri dan berzina               7)  tidak mendurhakai beliau Saw
       3) mensucikan hari sabtu                    8) tidak membunuh semua hewan 
       4) tidak membunuh anak-anak,           9) tidak menghasud dan memfitnah
       5). Memerangi kafir Quraisy Makkah
       Dari pernyataan di atas, yang merupakan isi Bai’at Aqabah ke-1 ditunjukkan oleh nomor …...
        a. 1,2,3,4,5             b. 1,2,4,7,9                c. 2,3,4,6,7              d. 2,4,5,7,9

25.   Pada tahun ke-13 dari masa kenabian (622 M), tidak kurang dari 75 orang kabilah Khazraj Madinah bertemu Nabi Saw secara rahasia di Aqabah, lalu menyatakan masuk Islam dan “mengundang” beliau Saw agar bersedia pindah (hijrah) ke Yasrib.
Untuk menanggapi keseriusan permohonan mereka tersebut, maka Nabi saw mengambil bai’at/ikrar yang lebih dikenal dengan istilah ….
      a. Bai’atur Ridhwan                              c. Bai’at Aqabah ke-2                 
       b. Bai’at  Aqabah ke-1                          d. Bai’at Thariqat
26.   Berikut ini adalah isi bai’at/ikrar mereka di atas (nomor soal 25), KECUALI ….
       a. membela Nabi mati-matian              c. menjaga agama Islam dari gangguan
       b. Melindungi keselamatan Nabi          d. memerangi kafir Quraisy Makkah
27.   Berikut ini adalah seorang sahabat yang dikirim Nabi untuk berdakwah mengajari agama Islam penduduk Yasrib yang baru masuk Iskam setelah terjadinya Bai’at Aqabah ….
      a. Mush’ab bin Umair                           c. Abdullah bin Mas’ud
      b. Abu Musa Al Asy’ari                         d. Abu Bakar as-Shiddiq
28.   Rasulullah dan Abu Bakar berhijrah ke Madinah melewati jalan yang jarang dilalui orang pada umumnya, dengan penunjuk jalan dari Banu Du’il yang bernama  ….
       a. Abdullah bin Abbas              c. Abdullah bin Abu Bakar
       b. Abdullah bin Uraiqit              d. Abdullah bin Umar
29.   Di tengah perjalanan hijrahnya, Rasulullah dan Abu Bakar dikejar oleh seorang pembunuh bayaran yang ingin mendapat hadiah besar dari kafir Quraisy, namun kudanya tersungkur begitu mendekati beliau, sehingga tidak berhasil. Orang ini bernama ....  
       a. Suraqah bin Malik       b. Abu Jahal      c. Anas bin Malik     d. Khalid bin Walid
30.   Shalat jum’at pertama kali dilakukan oleh Nabi saw dalam perjalanan hijrahnya, ketika beliau singgah di suatu perkampungan yang terletak antara desa Quba’ dan Yasrib. Yaitu di perkampungan  .... 
       a. Abwa’        b. Bani Salim bin Auf      c. Bani Salamah     d. Khaibar
31.   Ada tiga 3 langkah strategis yang dilakukan oleh Rasulullah untuk membangun masyarakat madani, sesampainya beliau di kota Yasrib/Madinah, yaitu sebagai berikut, KECUALI ...
      a. membangun pasar dan pusat perekonomian
      b. Mendirikan Masjid Nabawi             
      c. Memperkokoh persaudaraan Islam (ukhuwwahIslamiyah)
      d. Menjalin hubungan persahabatan dengan non muslim (ukhuwwah basyariyah)
32.   Perhatikan pernyataan berikut ini!.
       1) tempat untuk ibadah                    5) tempat mengadakan musyawarah
       2) tempat belajar-mengajar              6)  tempat mengatur strategi prang sabilillah
       3) tempat perdagangan / pasar       7) tempat hiburan, karaoke,  
       4) tempat membagi santunan          8) lapangan/stadiun olah raga
       Dari pernyataan di atas, yang merupakan -1 ditunjukkan oleh nomor …...
        a. 1,2,3,4,5             b. 1,2,4,7,9                c. 2,3,4,6,7              d. 2,4,5,7,9
33.   Perhatikan pernyataan berikut ini!.
       1) Kafir quraisy Makkah                       4) bangsa arab beragama nasrani
       2) Bangsa yahudi                                 5)  bangsa eropa
       3) Bangsa arab penyembah berhala    6) kaum muslimin  
       Komposisi masyarakat Madinah pada saat awal Nabi Hijrah ada beberapa golongan, sebagaimana yang 
       ditunjukkan oleh pernyataan nomor ….
       a. 1,2,3,4             b. 1,2,4,6                c. 2,3,4,6              d. 2,4,5,6
34.   Piagam Madinah”atau "Konstitusi Madinah" yang terjadi pada tahun ke-2 hijriyah (623 M) merupakan hasil kesepakatan ....
      a. antara kaum muslimin dan kaum Yahudi  
      b. antara penduduk Madinah dan kafir Quraisy Makkah
      c. antara kaum muslimin dan kafir Quraisy Makkah         
      d. seluruh penduduk & masyarakat Madinah
35.   Perhatikan pernyataan berikut ini!.
     1) Seluruh penduduk Madinah harus hidup berdampingan secara damai.
     2). Seluruh penduduk Madinah wajib beragama Islam
     3). Jika salah satu pihak diserang dari luar, maka pihak yang lain wajib membantunya.
     4). Penduduk yang beragama non Islam membayar jizyah (pajak, upeti)
     5). Seluruh penduduk harus saling nasehat-menasehati dan tolong menolong dalam kebaikan untuk 
           kepentingan bersama.
     6).Menetapkan Nabi Muhammad sebagai hakim dan pemimpin umum masyarakat Madinah.
     7). Masing-masing penduduk bebas memeluk agama tertentu dan menjalankan aktifitas ibadahnya
     Beberapa isi Piagam Madinah ditunjukkan oleh pernyataan nomor ....
     a. 1,2,3,4,5             b. 1,2,4,6,7              c. 1,3,4,5,6,              d. 1,3,5,6,7





2 komentar: